Pasar Teluk Dalam dan Pasar Pandu Jadi Contoh Penggunaan Bakul Purun

0

MEMPERINGATI tiga tahun masa kepemimpinan Ibnu-Herman, Pemkot Banjarmasin menggelar launching penggunaan bakul purun di pasar tradisional khususnya di Pasar Teluk Dalam dan Pasar Pandu sebagai pilot project atau proyek percontohan diet kantong plastik, Kamis (14/2/2019).

WALIKOTA Banjarmasin Ibnu Sina menegaskan penggunaan bakul sebagai pengganti kresek diujicobakan selama enam bulan di dua pasar itu.

“Selanjutnya, ketika program ini berhasil di Pasar Teluk Dalam dan Pasar Pandu, akan dilanjutkan di pasar-pasar tradisional lainnya di Banjarmasin,” ucap Ibnu Sina didampingi Ketua Tim Penggerak PKK Banjarmasin, Siti Wasilah, Sekdakot Hamli Kursani saat menyerahkan contoh bakul purun kepada pedagang Pasar Teluk Dalam Banjarmasin.

Menurut Ibnu Sina, untuk memperingati tiga tahun dirinya bersama Wakil Walikota Hermansyah memimpin ibukota Provinsi Kalsel ini, dibagikan 5.000 bakul purun ke pasar-pasar yang ada di Kota Banjarmasin.

BACA :  Bakul Purun Banjarmasin di Acara Penganugerahan Adipura

“Pembagian bakul purun ini serentak di lima kecamatan sekaligus sosialisasi agar bisa menjadi sebuah gerakan bersama masyarakat untuk diet kantong plastik,” ucap mantan anggota DPRD Kalsel ini.

Ibnu Sina berharap akan tumbuh kebiasaan warga Banjarmasin untuk membawa bakul purun atau kantong ramah lingkungan saat berbelanja di pasar modern maupun pasar tradisional.

Apalagi, menurut Ibnu Sina, penggunaan bakul purun merupakan kearifan lokal yang diwariskan leluhur Banjar saat berbelanja ke pasar. Selain ramah lingkungan, bakul purun ini juga bisa dipakai berkali-kali sebagai tempat wadah belanja.

“Bakul purun merupakan produk asli kita, sehingga bisa menghidupkan pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Banjarmasin. Terutama, para pengrajin bakul purun,” beber Ibnu Sina.

Selama ini, menurut dia, penerapan larangan kantong plastik melalui Peraturan Walikota Banjarmasin Nomor 18 Tahun 2016 yang berlaku efektif pada 1 Juni 2016, terbukti mengurangi sampah kantong plastik sebanyak satu ton perhari.

“Pengurangannya tiga hingga lima persen sudah tercapai. Berdasar hasil evaluasi, volume sampah yang ada di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Basirih pada 2018, komposisi sampah plastik berkurang 15 persen,” ungkap Ibnu Sina.

BACA JUGA :  Ganti Kresek Bisa Terapkan Penggunaan Bakul Purun di Retail Modern

Nah, dengan pemberlakuan bakul purun di pasar tradisional, Ibnu Sina berharap target untuk diet plastik di Banjarmasin benar-benar terwujud secara menyeluruh. Secara teknis, mantan Ketua DPW PKS Kalsel ini mengatakan penggunaan bakul purun bisa dimodifikasi dengan menaruh daun pisang untuk wadah barang basah seperti ikan, ayam potong dan lainnya.

“Seandainya tak bisa pakai bakul purun, bisa menggunakan plastik berwarna putih yang aman bagi makanan. Tapi penggunaannya tetap dikurangi seminimal mungkin,” papar Ibnu Sina.

Ia berharap dengan gerakan yang menyasar ke pasar tradisional ini bisa mengurangi timbunan sampah plastik hingga 10 persen.

BACA LAGI :  Para Acil Pasar Terapung Promosikan Bakul di Pasar-Pasar Modern

Beberapa pedagang di Pasar Teluk Dalam pun mengaku tak lagi menggunakan kantong plastik sebagai wadah barang jualan bagi para pembeli. Di mata para pedagang, hal itu bisa menghemat pembelian kantong plastik yang termasuk dalam komponen harga jual yang harus dibayar para pembeli.

“Terpenting, sosialisasi penggunaan bakul purun dan pelarangan penggunaan kantong plastik di pasar tradisional ini harus gencar baik kepada para pedagang maupun pembeli. Karena kebijakan ini akan mengubah perilaku para pembeli ke pasar tradisional,” kata seorang pedagang di Pasar Teluk Dalam.(jejakrekam)

 

Penulis Arpawi
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.