Seharusnya Perbaikan Oprit Jembatan Sungai Alalak II Malam Hari Saja

0

PEMASANGAN portal menutup akses jalan ke kawasan Pasar Induk Handil Bakti, Barito Kuala ke Jalan Tembus Perumnas, Kayutangi Ujung, kembali memicu penumpukan kendaraan bermotor di ruas Jalan Trans Kalimantan, Sabtu (2/2/2019). Penutupan ini berlangsung hingga 10 Februari 2019 untuk keperluan perbaikan Jembatan Sungai Alalak II.

SEJAK Sabtu (2/2/2019) pagi hingga menjelang sore, penumpukan kendaraan bermotor dari arah Jalan Brigjen H Hasan Basry hingga Jalan Trans Kalimantan, makin parah.

Mobilitas pun bergerak merayap. Ini karena, akses satu-satunya bisa digunakan adalah melintas di Jembatan Sungai Alalak. Termasuk, dari arah Tembus Perumnas menuju ke Handil Bakti.

Titik kemacetan pun tak terhindarkan di seputaran Jembatan Sungai Alalak yang akan segera dirobohkan dan diganti dengan jembatan model cable stayed beranggaran ratusan miliar itu.

BACA :  Kemacetan di Kayutangi Makin Parah Hingga Malam Hari

Warga Banjarmasin, Juhri saat hendak menuju ke kawasan Handil Bakti memilih balik kanan. Ia mengaku tak ingin terjebak macet yang cukup parah di kawasan Kayutangi dan Handil Bakti.

Sementara itu, warga Handil Bakti, Adhi Surya Said yang juga dosen Fakultas Teknik Uniska MAB menilai penutupan akses alternatif yang dimulai dari pos polisi Handil Bakti, tidak efektif dilakukan pada siang hari.

“Seharusnya, perbaikan Jembatan Sungai Alalak II itu bisa dilakukan pada malam hari. Jadi, tidak mengganggu arus lalu lintas yang akhirnya tertumpuk di satu ruas jalan saja,” kata Adhi Surya Said kepada jejakrekam.com, Sabtu (2/2/2019).

Dari pengamatannya, justru struktur Jembatan Sungai Alalak II tidak ada masalah. Memang, menurut dia, kondisi oprit arah ke Handil Bakti yang turun, kemudian alinyemennya belok tidak lurus dengan jembatan.

BACA JUGA :  Atasi Kemacetan di Kayutangi Ujung, 7 Armada Feri Bakal Disiapkan

“Dengan kondisi itu, wajar jika ada penurunan dan pergeseran. Kalau ada pembongkaran dari pondasi oprit, boleh akses jalan ditutup total. Namun, kalau hanya disemen dan diaspal, seharusnya jembatan masih bisa dilalui roda dua,” kata sarjana teknik Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat (ULM) ini.

Ahli dari Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia (HAKI) Kalsel ini menyesalkan jika hanya pengerjaan oprit termasuk pengencangan baut rangka baja, butuh penutupan akses jalan berlangsung selama 10 hari.

BACA LAGI :  Jalan Utama Ditutup, Kawasan Kayutangi Diberlakukan Satu Arah

“Padahal, keberadaan Jembatan Sungai Alalak II itu bisa membagi beban jalan yang ada di kawasan Handil Bakti dan Kayutangi Ujung. Terlihat di lapangan, justru hanya pekerjaan semenisasi agar kontur sama dengan jembatan, bukan pembongkaran oprit,” tuturnya.

Magister teknik ITB mengatakan hampir bisa dipastikan selama 10 hari berjalan ini, kemacetan parah tak bisa terelakkan lagi di kawasan Kayutangi dan Handil Bakti.

“Mengapa tidak dilakukan pada malam hari, tanpa mengganggu arus lalu lintas. Kan, bisa dilakukan pada pukul 22.00 hingga pukul 05.00 subuh atau 8 jam kerja malam, jadi tidak menutup total akses jalur alternatif itu,” pungkasnya.(jejakrekam)

 

Penulis Arpawi
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.