Permainan Tebak-Tebak Manggis Dilupakan, Kulitnya Dipercaya Berkhasiat

0

DULU, ketika musim buah manggis tiba akhir dan awal tahun, anak-anak di era 1980 dan1990-an, bermain tebak manggis. Namun, kini permainan masa kecil itu seakan telah terlupakan.  Hasilnya, mangosteen atau dalam bahasa latinnya garcinia mangostana yang dijuluki si ratu buah hanya dinikmati daging dan kulitnya sebagai obat-obatan herbal.

PEDAGANG musimam buah manggis, Zaini (54 tahun) mengakui kini anak-anak zaman now, tidak lagi mengenal permainan tebak manggis. Para pembeli buah-buahan tropis yang hidup subur di Asia Tenggara ini hanya untuk keperluan konsumsi, karena dagingnya manis. Sedangkan, kulitnya digunakan sebagian orang untuk obat-obatan herbal.

“Kalau dulu, pembeli buah manggis ini biasanya anak-anak untuk permainan tebak manggis. Sekarang, sudah berbeda zamannya,” kata Zaini kepada jejakrekam.com, saat menggelar lapak dagangan di Jalan Pramuka, Banjarmasin, Jumat (1/2/2019).

BACA :  Menangguk Rezeki Berlimpahnya Si Raja Buah asal Bi’ih

Menurut dia, kebanyakan manggis yang berada di Banjarmasin didatangkan dari daerah Rumpiang, Marabahan dan sekitarnya asal Kabupaten Barito Kuala (Batola). “Untuk manggis berasal dari Kandangan dan daerah Hulu Sungai, kebanyakan dijual ke Balikpapan dan Samarinda. Tidak sampai ke Banjarmasin,” ucap Zaini.

Ia mengungkapkan pasokan manggis ini biasanya disebar pedagang besar yang mengumpulkan dari para pekebun di Batola. Dalam sehari, satu pickup berisi penuh manggis disebar kepada para pedagang pengecer, termasuk dirinya.

BACA JUGA :  Stan Buah Langka Balangan Diserbu Pengunjung

“Manggis yang dijual sudah diikat 10 biji. Harga di tingkat pengumpul sebesar Rp 10 ribu per ikat. Kemudian, saya ambil untung hanya Rp 1.000 hingga Rp 2.500 per ikat. Makanya, saya jual Rp 12.500 per ikat, dipotong beli kantong kresek, ya untungnya tinggal Rp 1.000,” ucap Zaini.

Ia mengatakan sengaja menjual harga manggis lebih murah, agar bisa laris manis. Saban hari, Zaini meminta dikirimkan sekitar 80 ikat. Dalam satu ikatan terdiri dari 10 biji manggis. Jika ludes dalam sehari, Zaini bisa mengantongi uang sekitar Rp 1 juta.  “Ya, bisa bawa untung Rp 100 ribu per hari. Lumayan buat biaya hidup sehari-hari,” kata Zaini.

BACA LAGI :  Panen Raya ‘Waluh’, Pasokan Melimpah Harga pun Lebih Murah

Menurut dia, jika musim buah manggis dan rambutan berakhir, giliran nanti berjualan buah semangka, dan buah-buahan tropis. Ia mengakui ada juga beberapa pembeli justru memanfaatkan kulit manggis untuk pengobatan. “Ada juga yang beli buah manggis untuk diolah jadi obat herbal. Kalau saya, hanya menjual tidak terlalu paham soal itu,” paparnya.

Dikutip dari berbagai sumber, buah manggis sendiri telah digunakan untuk pengobatan tradisional kuno tercatat dalam sejarah Dinasti Ming (1268-1644) atau abad ke-13.  Berdasar hasil riset ilmuwan Jerman, kandungan xhanthone dalam kulit manggis dipercaya sebagai obat disentri. Sedangkan, di Madras, India, pada 1979, buah manggis kaya dengan alpa mangostin digunakan sebagai obat anti luka bakar.(jejakrekam)

 

Penulis Sirajuddin
Editor Fahriza

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.