Gus Muwafiq: Ingin Hancurkan Indonesia, Pertama Diserang adalah NU

0

PERINGATAN harlah ke-93 Nahdlatul Ulama (NU) di Kalsel, salah satunya dengan dialog kebangsaan yang digelar Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Kalsel dengan menghadirkan KH Ahmad Muwafiq (Gus Muwafiq), Jumat (1/2/2019).

KETUA PWNU Kalsel Abdul Haris Makkie mengatakan ,warga NU Kalsel patut bersyukur bisa bertemu langsung dengan KH Ahmad Muwafiq dalam dialog kebangsaan itu

Baginya, NU dan amaliyah serta tradisi-tradisinya harus berdiri tegak di republik ini. “Menuju satu abad NU, kita harus berperan lebih dalam perjalanan bangsa. Ingat sumbangan terbesar kyai-kyai NU adalah berdirinya negara ini,” kata Sekdaprov Kalsel ini.

Ia mengajak seluruh umat untuk menjaga keharmonisan dalam bernegara, dan perbedaan harus dirawat dalam bingkai kebhinekaan.

Sementara, Gus Muwafiq dalam ceramah kebangsaannya menjelaskan konsep kebangsaan dan Islam adalah tak terpisahkan, sesuai dengan firman Allah dalam Alqur’an.

“Manusia diciptakan Allah dengan sebaik-baiknya bentuk, walau pun diciptakan berbeda-beda, itu sesuai dengan apa dalam Alqur’an,” ungkapnya.

Ia menjelaskan, bangsa Eropa hanya menganggap ras Arya yang terbaik di muka bumi ini.

BACA : PMII Kalsel: Harlah NU Momentum Perkuat Toleransi dan Perdamaian

Selain itu, asisten pribadi Gus Dur ini menyebut berkembang atau tidaknya suatu bangsa tergantung dengan kaum perempuannya.

“Oleh karena itu, lelaki harus mengayomi kaum perempuan dan jangan sampai merendahkan perempuan. Oleh karena itu, suami harus melayani dan memenuhi kebutuhan istrinya,” kata dia.

Gus Muwaffiq menuturkan Indonesia sudah menerapkan apa itu konsep baladul amin, sebab di Nusantara semua suku dan ras bersatu di bawah naungan Pancasila.

“Indonesia dan NU itu, ibaratnya seperti pasangan suami dan istri. Oleh karena itu, saling jaga dan melindungi. Jadi, faham dari luar yang ingin menghancurkan Indonesia, maka yang pertama kali diserang adalah NU,” beber Gus Muwafiq.

Diungkapkannya, banyak kyai-kyai NU yang diserang kelompok tertentu dengan fitnah dan opini buruk, misalnya dengan sebutan jyai sesat, kafir, bid’ah, dan sebutan lainnya yang merendahkan.

“Sekelas KH Said Aqil Siroj saja dituduh kafir, sesat, dan sekuler. Padahal kita tahu bersama, beliau  keilmuan tentang keislaman tak perlu diragukan lagi,” ucap Gus Muwafiq.

Gus Muwafiq berpesan kepada warga Nahdliyin untuk terus menjaga Indonesia dari faham luar yang ingin mengubah tatanan republik ini.(jejakrekam)

Penulis Ahmad Husaini
Editor Andi Oktaviani

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.