Ingin Menyeluruh, Pemkot Banjarmasin Bangun Kampung Inklusi

0

PEMKOT Banjarmasin berencana membuat Kampung Inklusi. Kampung Inklusi menjadikan Gang 315 sebagai wilayah percontohan, dan mengacu pada enam indikator Roadmap Banjarmasin Kota Inklusi, gang ini akan diperbaiki, baik dari segi fisik maupun layanan.

NAMUN, belum ada definisi yang jelas, yang pasti kampung inklusi akan menjadi wilayah percontohan, dimana penyandang disabilitas dan kelompok rentan lainnya dapat hidup dengan nyaman tanpa terhalang oleh hambatan yang dimiliki.

Kasubbid Sosial Budaya bidang Politik Pemerintahan Barenlitbangda Banjarmasin Ibnu Sabil menyatakan, jangkauan kota inklusi masih terlalu luas. Oleh karena itu, perlu lingkup yang lebih kecil agar masyarakat dapat merasakan inklusifitas secara lebih langsung dan intensif.

“Pembangunan Kampung inklusi justru akan menguatkan wacana Banjarmasin menjadi kota inklusi. Sebab didukung dari lingkup terkecil, yaitu kampung,” ujar alumni STPDN ini di sela Workshop Inisisasi Kampung Inklusi yang digelar Sapda di Rumah Anno 1925 Banjarmasin, Senin (28/1/2019).

Sabil menyatakan, rencana pembangunan kampung inklusi ini sebenarnya masih membingungkan, sebab belum ada contoh kampung inklusi di Indonesia.

Mengacu di luar negeri pun tidak bisa disamakan sebab kondisi baik lingkungan maupun masyarakatnya berbeda. “Ini membingungkan, karena memang belum ada contohnya. Ini mimpi yang dibikin,” ujarnya.

BACA : Ingin Kesetaraan, Disabilitas Banjarmasin Rumuskan Tujuan Menuju Kota Inklusi

Prinsipnya, lanjutnya, kampung inklusi adalah sebuah wilayah, dimana setiap warga negara dapat beraktivitas dalam kehidupan bermasyarakat maupun bernegara tanpa ada hambatan karena perbedaannya.

Ia menargetkan, pembangunan kampung inklusi ini akan selesai pada akhir tahun 2019. Skema pembangunan kampung inklusi akan menekankan dua aspek, yaitu perbaikan fisik kampung dan layanan yang mudah diakses oleh penyandang disabilitas dan kelompok rentan lainnya.

Pembangunan fisik berupa perbaikan lingkungan bangunan, seperti penyediaan ramp untuk memudahkan pengguna kursi roda, diantaranya perbaikan akses fasilitas umum seperti dermaga, ruang publik, tempat ibadah, maupun jalan-jalan kampung.

Dari aspek layanan, antara lain berupa kemudahan masyarakat rentan dalam menjangkau hak hidup seperti pendidikan, kesehatan, dan administrasi kependudukan.

BACA JUGA :  Banjarmasin Menuju Kota Inklusi, Dede : Kemudahan Akses bagi Disabilitas

Untuk desain kampung, Ibnu Sabil mengakui masih dalam proses pengerjaan. “Pengerjaan desain kampung inklusi dibantu oleh Sapda bersama kaki kota,” ujarnya.

Sabil menegaskan, dalam pembangunan kampung inklusi ini Pemkot Banjarmasin tidak bisa sendiri, akan tetapi Masyarakat dan Swasta. “Mereka akan berkontribusi sesuai dengan posisi dan kemampuan masing-masing,” pungkasnya.

Saat ini, Banjarmasin sedang dielu-elukan oleh pemerintah pusat dan Unesco sebagai contoh konkret dalam pembangunan kota yang berbasis inklusi.(jejakrekam)

Penulis Siti Nurdianti
Editor Andi Oktaviani

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.