Tiket Pesawat Mahal, Ini Surat Terbuka Warga Banjarmasin untuk Presiden Jokowi

0

BEBERAPA hari terakhir ini di Indonesia telah terjadi kenaikan harga tiket pesawat udara yang benar benar gila gilaan dengan kenaikan dua kali lipat dari harga yang biasa berlaku.

PADA  awalnya, kami beranggapan bahwa kenaikan ini karena menyambut hari raya Natal dan Tahun Baru atau Peak Season, tetapi ternyata kenaikan berlanjut terus bahkan untuk pembelian jauh jauh hari pada bulan maret pun harga tiket pesawat udara tetap saja sangat tinggi.

Yang membuat kami sangat kecewa adalah pemerintah mengamini kenaikan harga ticket pesawat udara ini dan menjadikan masyarakat Indonesia yang merupakan Ppsar domestik di mana notabene Indonesia masih tergolong dalam negara lower middle income country sebagai target pendapatan bagi maskapai penerbangan.

Sementara untuk penerbangan ke luar negeri dengan waktu tempuh penerbangan yang sama harga tiketnya hanya 50 % dari harga penerbangan domestik. Padahal standar keamanan penerbangan luar negeri relatif lebih tinggi dibandingkan tingkat keamanan penerbangan domestik.

Saya Aloysius J Djono Purwadi yang berprofesi sebagai wiraswasta pariwisata dan acapkali harus melakukan perjalanan dengan menggunakan pesawat udara merasakan berat dengan pembiayaan yang mahal ini, apalagi bagi anggota masyarakat lain yang berpenghasilan pas pasan, maka pada tanggal 11 Januari 2019 tadi telah Menyurati Presiden RI Joko WIdodo.

Sebagai pembanding berikut ini kami sampaikan kisaran harga ticket pesawat udara :

Jakarta – Padang waktu tempuh 1 jam 30 menit :
Lion Air : di atas Rp 1 juta
Garuda : sekitar Rp 2 juta

Jakarta – Singapore 1 jam 30 menit
Lion dan Air Asia sekitar Rp 400.000, s/d Rp 500.000,-
Penerbangan Full service Rp 1 jutaan

Jakarta – Kuala Lumpur
Lion Air sekitar Rp 500.000,- an
Penerbangan Full Service sekitar Rp 1 jutaan.

Kami rakyat biasa merasa sudah jatuh ditimpa tangga pula dalam kondisi begini. Selain itu di tengah suasana kampanye Pilpres 2019, momen kenaikan harga tiket pesawat udara ini tentu menimbulkan perasaan tidak puas masyarakat terhadap pemerintahan saat ini.

Rakyat seolah mendapat pembenaran atas berbagai narasi lawan politik Bapak yang selalu menyatakan pemerintahan Presiden Joko Widodo tidak care terhadap kondisi ekonomi rakyat kecil. Sekarang malah disulut oleh kenaikan harga ticket pesawat udara yang semena-mena dan pemerintah mendiamkan saja hal ini terjadi.

BACA : Waduh, Harus Transit, Harga Tiket Pesawat Pulang ke Banjarmasin Tembus Lebih Rp 1 Juta

Kami memandang bahwa kenaikan harga tiket pesawat udara ini sangat tidak wajar karena diberlakukan bagi penerbangan domestik sehingga langsung menerpa “jantung” perekonomian rakyat yang memerlukan mobilitas tinggi dalam peran mereka menggerakkan perekonomian Nasional.

Padahal belum hilang dari ingatan kita tragedi jatuhnya pesawat Lion Air yang memakan korban ratusan orang meninggal yang ditengarai disebabkan oleh rendahnya sistim keselamatan penerbangan yang hingga kini belum jelas klarifikasinya.

Alih-alih management Lion Air meminta maaf kepada masyarakat atas tragedi itu malah memelopori kenaikan harga tiket pesawat bahkan disertai dengan menghapus hak penumpang dengan penerapan *bagasi berbayar.*

Kenaikan harga tiket pesawat udara domestik ini jelas akan mempengaruhi preferensi perjalanan wisata dalam negeri dan akan lebih banyak orang memilih melakukan perjalanan wisata ke luar negeri (Singapore, Malaysia, Thailand) karena harga tiket pesawat udaranya relatif lebih murah.

Di samping itu,, dengan dihapusnya bagasi gratis bagi penumpang akan memukul pemasaran industri kreatif yang sebagian besar merupakan produk UMKM. Masyarakat Indonesia yang dikenal sebagai pembelanja akan berpikir ulang untuk berbelanja seperti kebiasaan semula apabila meraka harus membayar ongkos bagasi yang sungguh tidak murah tarifnya terlebih bagi penerbangan LCC.

Tentu ini sesuatu yang kontraversial dimana tarip pesawat udara LCC domestik sama dengan tarip luar negeri full service. Kami beranggapan bahwa Menteri Perhubungan tidak memiliki keberpihakan kepada rakyat kecil yang selama ini telah ketergantungan kepada transportasi udara yang demikian tinggi.

Karena sebagai negara kepulauan industri penerbangan tentu menjadi hajad hidup orang banyak yang keterjangkauan tarifnya harus dijaga bagi sebagian besar anggota masyarakat, tetapi dalam kasus ini Menteri Perhubungan telah menunjukkan sikap ketidakberpihakannya kepada masyarakat kecil.

BACA JUGA : Pengenaan Bagasi Berbayar Bisa Mengancam Matinya Industri Kreatif

Sekali lagi, ini menambah pembenaran narasi yang selalu di”bombardir” kan oleh lawan politik Bapak Presiden dengan menstigma pemerintah tidak berpihak kepada masyarakat ekonomi lemah. Berkenaan dengan itu kami memohon kepada Bapak Presiden agar memerintahkan kepada Menteri Perhubungan sebagai regulator untuk *menganulir* *kenaikan harga tiket pesawat udara* dan *menolak penerapan bagasi berbayar* bagi semua perusahaan penerbangan yang beroperasi di seluruh wilayah NKRI ini.

Kami berharap Bapak Presiden memperhatikan hal ini dan menegur Menteri Perhubungan jika perlu memberhentikannya karena jelas jelas hal ini dapat menggerus tingkat kepercayaan masyarakat kepada pemerintahan Presiden Joko Widodo yang selanjutnya dapat menurunkan elektabilitas dalam Pilpres yang sudah diambang pintu ini.

Oleh karenanya kami juga khawatir bahwa ini adalah tindakan penggembosan oleh pembantu Presiden sendiri sebagai petahana dalam kontestasi politik 2019 ini.

Selain itu, kenaikan tiket pesawat udara ini bisa disalahtafsirkan sebagai ketidakberpihakan pemerintah kepada rakyat yang sedang dalam kondisi susah saat ini, diakui atau tidak diakui.

Tentu saja, kami tidak berharap adanya jawaban dari pemerintah (Menteri Perhubungan atau tingkat yang lebih tinggi) yang hanya menyederhanakan masalah misalnya dengan menjawab “kalau tidak punya uang ya jangan naik pesawat terbang”,

Tetapi, kami sungguh mengharapkan adanya jawaban yang memihak kepada rakyat dan memperhatikan kesulitan rakyat yang tetap sabar mendukung kebijakan Bapak Presiden sementara ini dengan “mengencangkan ikat pinggang” di kala Presiden sedang gigih membangun dan menata perekonomian bangsa yang kami yakini ke depan akan menjadi jauh lebih baik apabila Bapak Joko Widodo berlanjut memimpin negeri ini untuk periode yang kedua.

Demikian, kami sampaikan teriring salam hormat bagi bapak Joko Widodo Presiden Republik Indonesia. Salam Pancasila….Salam Indonesia. Terima kasih.()

Penulis Asyikin
Editor Andi Oktaviani

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.