Angka Perkawinan Anak di Kalteng Masih Tinggi

ANGKA kasus pernikahan dini atau perkawinan usia anak di Kalimantan Tengah masih cukup tinggi. Dilihat dari data skala nasional, persentasenya mencapai 41,59 persen. Atau, berada pada peringkat kedua setelah Kalimantan Selatan sebesar 45 persen.

BAHKAN, ada dua kabupaten di Kalteng, yakni Sukamara dan Lamandau yang memiliki angka prevalensi pernikahan dini lebih tinggi dari skala provinsi yakni sebesar 49,99 persen dan 49,57 persen.

Menghadapi masalah ini, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluaraga Berencana Kalteng, dr Rian Tangkudung mengajak kepada seluruh lini agar bersama-sama menekan angka fenomena ini.

BACA: Tala Termasuk Daerah Tertinggi Angka Pernikahan Dini di Kalsel

“Gubernur pun telah mengeluarkan kebijakan strategis dengan menerbitkan surat edaran yang ditujukan seluruh bupati / wali kota untuk melakukan pencegahan dan penghapusan perkawinan usia anak,”kata Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P3APPKB) Kalteng, dr Rian Tangkudung, kepada awak media beberapa waktu lalu.

Dijelaskan Rian, target ideal pendewasaan usia perkawinan sebenarnya berada pada usia 25 tahun (untuk laki-laki) dan 21 tahun (untuk perempuan). Namun, fakta di lapangan masih banyak temuan yang menikah di bawah usia tersebut. “Adapun target ideal pendewasaan usia perkawinan itu bisa dicapai secara bertahap pada tahun-tahun selanjutnya,”ujarnya.

BACA: Menghapus Perkawinan Anak, Mungkinkah?

Menurut dia, Pemprov Kalteng melalui Dinas P3APPKB memang berkepentingan dalam upaya menurunkan angka prevalensi perkawinan usia anak. Hal ini mengingat perkawinan yang dilakukan pada usia yang belum ideal bakal memiliki risiko cukup besar, seperti rumah tangga yang lebih rapuh, tidak mapannya ekonomi, pendidikan yang tidak memadai, tak siap fisik, dan gangguan psikologis.

Sebaliknya apabila pasangan menikah pada usia yang cukup dewasa, maka resiko- resiko diatas dapat diminimalisir bahkan dihapuskan. Pasalnya keluarga yang menikah diusia ideal akan memiliki ketahanan keluarga yang baik sehingga mampu mencapai keluarga sejahtera dan mendukung tercapainya visi misi Kalteng yang semakin berkah. (Jejakrekam)