Terancam Digusur Lagi, Penghuni Kolong Jembatan Antasari Pasrah

0

PERINTAH penertiban para penghuni kolong Jembatan Antasari sudah dikeluarkan Walikota Ibnu Sina. Aparat Satpol PP Kota Banjarmasin diinstruksikan Walikota Ibnu Sina untuk menggusur gubuk-gubuk yang ada di kawasan Siring Antasari dan dekat Hotel Swissbell Borneo.

TERNYATA ancaman Walikota Ibnu Sina tak menggetarkan para penghuni kolong Jembatan Antasari yang juga disebut Jembatan Sudimampir itu. Mereka tak punya pilihan lain, hanya bisa pasrah.

Sedikitnya, ada belasan penghuni kolong jembatan memilih bertahan. Mereka mendirikan gubuk beratap terpal, dan berdinding kardus dan triplek. Tidur pun di atas kasur yang sudah lusuh.

Akses masuk pun sudah dipagar, setelah sebelumnya di tiang Jembatan Antasari dipasang pagar besi. Meski dipasang pagar, ternyata para penghuni kawasan itu tetap bebas masuk dan keluar. Bahkan, sebuah becak pun terparkir di tempat penuh tumpukan barang itu.

BACA :  Geram, Walikota Ibnu Perintahkan Satpol PP Tertibkan Penghuni Kolong Jembatan Antasari

Gara-gara hidup laiknya para gelandang, penghuni kolong jembatan yang kebanyakan berusia uzur ini, sudah ada yang jatuh sakit. Salah satunya, Rusmiyati (55 tahun) yang sempat dirawat di RSUD Ulin Banjarmasin, memilih tetap kembali bermukim di kawasan itu.

Norleha, teman Rusmiyati mengungkapkan rekannya memang sempat dirawat di rumah sakit. Namun, kini Rusmiyati kembali mengalami sakit. Terlihat, Rusmiyati hanya bisa berbaring di dalam gubuk, tanpa perawatan yang memadai.

“Rusmiyati terkena stroke. Bagian tangan dan kakinya tak bisa digerakkan. Karena dia hidup sebatang kara seperti kami, ya kami pun bergantian merawat dia,” kata Norleha kepada jejakrekam.com, Jumat (11/1/2019).

Setali tiga uang, Fatimah alias Timah pun mengabarkan pernah Rusmiyati diantar untuk tinggal di rumah singgah Baiman, seperti tawaran dari Dinas Sosial Kota Banjarmasin. “Namun, yang bersangkutan menolak. Dia memilih tetap tinggal di sini bersama kami,” kata Timah.

Alasan Rusmiyati kalau tinggal di rumah singgah, tak ada yang merawat saat dirinya tengah sakit seperti sekarang. “Dia itu maunya bersama kami saja di sini. Padahal, Rusmiyati punya anak bernama Iwan yang tinggal di Teluk Kelayan, Pasar Beras Kelayan, namun tak mau merawat ibunya yang sedang sakit,” ucapnya.

BACA JUGA :  Ditawari Bansos, Penghuni Kolong Jembatan Enggan ke Rumah Singgah

Timah dan rekannya hanya bisa pasrah menghadapi ancaman penggusuran dari Balai Kota Banjarmasin. “Mau tinggal di mana lagi? Kami bertahan di sini, karena tak punya tempat tinggal lagi,” imbuhnya.(jejakrekam)

 

Penulis Sirajuddin
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.