Selalu Gagal, Pola Pendekatan Pasar Ujung Murung Harus Diubah

0

POLA pendekatan untuk merealisasikan rencana revitalisasi Pasar Ujung Murung dan Pasar Sudimampir Baru disarankan H Murakhman Sayuti Enggok , harus diubah. Cara lama yang condong meraih penolakan dari para pedagang selama ini jadi kendala utama mengubah wajah pasar grosir di tepian Sungai Martapura itu.

MANTAN vokalis DPRD Banjarmasin periode 1999-2004 ini mengakui masalah utama yang terjadi di Pasar Ujung Murung adalah kepemilikan lahan dan kios.

“Sebab, sebagian besar lahan, bangunan serta kios itu bukan milik Pemkot Banjarmasin. Inilah mengapa rencana revitalisasi Pasar Ujung Murung sejak zaman Walikota Sadjoko, Sofyan Arpan hingga HA Yudhi Wahyuni, selalu gagal,” kata Sayuti Enggok kepada jejakrekam.com, Selasa (1/1/2019).

Mantan Ketua STIA Bina Banua ini mengungkapkan sewaktu pembangunan Pasar Sentra Antasari yang mengubah wajah Pusat Perbelanjaan Pangeran Antasari (P3A) di Jalan Pangeran Antasari (dulu Jalan Jati), pihak PT Giri Jaladhi Wana (GJW) pernah tertarik untuk membidik Pasar Ujung Murung dibangun kembali.

“Akhirnya, PT Giri Jaladhi Wana mundur karena masalah kepemilikan lahan yang statusnya jauh berbeda dengan P3A,” ucap Sayuti Enggok.

BACA :  Tak Bisa Buktikan Kepemilikan, Pasar Ujung Murung Terancam Dibongkar

Di samping itu, papar dia, komitmen investor dan pemerintah kota juga turut menentukan terlaksana atau tidaknya rencana revitalisasi Pasar Ujung Murung.

Sayuti menyebut belajar dari kasus Pasar Sentra Antasari, tentu para pedagang khususnya para pemilik lahan di kawasan Pasar Ujung Murung pasti tak mau merugi.

Ketika keinginan para pedagang tak terakomodir dalam hitungan untung rugi, Sayuti hakkul yakin rencana revitalisasi Pasar Ujung Murung pasti akan mendapat penolakan dan penentangan hebat.

BACA JUGA :  Investor Jakarta Tertarik Bangun 8 Lantai Pasar Ujung Murung

“Makanya, pemerintah kota harus bisa memberi solusi terbaik bagi para pedagang serta investor. Butuh energi yang cukup besar untuk itu. Tidak semua harus dengan revitalisasi dengan memindahkan pedagang ke tempat lain,” kata Sayuti.

Dengan duduk satu meja, Sayuti yang merupakan politisi PDI Perjuangan ini mengatakan semua kepentingan investor, pedagang dan pemerintah kota tentu bisa dibahas secara seksama.

“Yang dikhawatirkan itu ada kepentingan di balik itu. Ini yang selalu jadi masalah. Kaitan juga dengan rencana tata ruang kota, apakah keberadaan Pasar Ujung Murung termasuk dalam bagian penataan kota ke depan. Inilah yang harus diselesaikan bersama,” ucap Sayuti.

Bagi dia, jika pemerintah kota selalu berorientasi membangun pasar modern di era sekarang justru sangat tidak tepat. Ini mengingat kemajuan teknologi dengan hadirnya pasar digital dan berubahnya model belanja masyarakat dari konvensional ke online juga sangat berpengaruh.

“Sekarang ini, masyarakat tak lagi butuh tempat. Cukup dengan mengklik di aplikasi atau jaringan internet, barang yang diinginkan datang sendiri. Jadi, tak butuh apakah itu pasar modern atau pasar tradisional,” tutur Sayuti.

Dia menyarankan agar Walikota Ibnu Sina bersama Wakil Walikota Hermansyah mengubah pola pendekatan masa lalu dengan kondisi kekinian.

“Lebih baik lagi bisa dikombinasikan dengan berbagai pertimbangan matang. Sekarang ini, pasar sebagai pusat perdagangan tidak terlalu menjanjikan. Makanya, Pasar Ujung Murung bisa dijadikan objek wisata belanja, karena posisinya sangat strategis di persimpangan Sungai Martapura,” beber Sayuti.

BACA LAGI :  Ada Lima Blok Pasar, Sejak Sadjoko hingga Yudhi Wahyuni Tak Terurai

Dosen STIA Bina Banua ini malah khawatir ketika Pasar Ujung Murung berhasil direvitalisasi, justru tidak orang yang berbelanja, seperti yang terjadi di Pasar Malabar serta Plaza Metro City yang telah tutup.

“Patut diingat, sekarang ini pusat rekreasi belanja tetap ada di Duta Mall, apalagi ditambah dengan berbagai fasilitas modern dengan hadirnya Transmart dan sebagainya. Jadi, pertimbangan matang jika ingin merealisasikan pembangunan pasar modern di Ujung Murung,” pungkasnya.(jejakrekam)

Penulis Arpawi
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.