Catatan Akhir Tahun Jejakrekam: 10 Topik Pilihan Meja Redaksi

0

4) Tindak Arogan Hery Sasmita Meninju Penjaga Makam

Sikap arogan yang ditunjukan oleh mantan Kabag Humas Pemkab Batola, Hery Sasmita menjadi perbincangan banyak warga Banua. Bukan tanpa alasan, tanpa basa-basi dia menampar penjaga makam keramat Syekh Abdussamad Al Banjary (Datu Samad) karena emosi saat ditegur memasuki kompleks makam Datu Samad mengenakan sepatu.

Akibat pukulan pejabat yang pernah bersekolah dinas di IPDN Jatinangor ini, Jainuri sempat terhunyung-hunyung dan nyaris pingsan. “Dahi saya mengeluarkan darah. Sampai dia berterikak lagi, tidak tahukah ikam (kamu) dengan aku di Marabahan ini,” kata Jainuri, bercerita menirukan Hery Sasmita. Kalimat yang dilontarkan oleh pejabat itu sontak saja jadi bahan kelakar dan meme di media sosial.

Hery Sasmita harus mengakui perbuatannya serta mesti dijebloskan menjadi tahanan di Rutan Marabahan. Kasat Reskrim Polres Batola, AKP John Letedara mengatakan, sejumlah alat bukti seperti hasil visum, keterangan para saksi, dan keterangan dari Hery Sasmita sendiri, sudah menjadi dasar pihaknya dalam menetapkan status tersangka. Dia sendiri mendapat ganjaran hukum sebanyak tujuh bulan penjara.

[table id=Hery /]

5) Sengkarut Aset Kota Seribu Sungai

Sudah berusia 492 tahun, Pemkot Banjarmasin dituding masih belum bisa mengelola aset daerah hingga kini. Duo mantan anggota DPRD Kalsel, Anang Rosadi-Rakhmat Nopliardy pun menyoal tak jelasnya pengelolaan aset hingga melaporkannya ke Komisi Informasi (KI) Provinsi Kalsel untuk membuka data yang utuh.

Dari 10 aset yang disoal, pemkot pun akhirnya diminta membeberkan tujuh aset beserta buktinya. Aset yang dimaksud yakni lahan SPBU yang terletak Jalan Jafri Jam-jam,Mitra Plaza, bangunan Banjarmasin Trade Center (BTC) di Jalan Pramuka, Terminal Km 6 Banjarmasin, Hotel Nasa di Jalan Djok Mentaya (Nagasari), Pasar Sentra Antasari, serta aset-aset pemerintah kota yang diserahkan ke developer dan dikejasamakan, seperti fasilitas parkir depan Metro City Banjarmasin.

Mengapa pengelolaan aset begitu penting? Khusus pihak aset ketiga, beberapa pihak menaksir pengelolaannya condong merugikan pemerintah kota, bukan malah menguntungkan sebagai sumber pemasukan bagi pendapatan daerah jika tak dikelola dengan baik.

[table id=Aset /]

6) ‘Crazy Rich’ Abdul Latif, Hidup Mewah hingga Ditangkap KPK

Awalnya, kami tak pernah menyangka bahwa reportase kami tentang operasi tangkap tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi terhadap mantan Bupati Hulu Sungai Tengah (HST), Abdul Latif menjadi laporan paling heboh. Namun, inilah faktanya. Pembacanya hampir mencapai angka 100 ribu.

Abdul Latif dijemput KPK gara-gara terjerat kasus suap proyek pembangunan ruang perawatan kelas I, II, VIP dan super VIP di RSUD Damahuri, Barabai, Minggu (11/3/2018) silam.

Lantas, yang bikin terperangah publik, KPK juga membawa delapan mobil mewah dan enam motor gede sang bupati ke Jakarta. Sederet moge yang dimaksud antara lain, Harley Davidson, Ducati, BMW dan dua trail merek Husqivarna dan KTM. Sementara, untuk mobil mewah Lexus, Toyota Alphard Vellfire, sedan BMW, dua Hummer, dua Rubicon dan satu Cadilac juga dibawa lembaga anti rasuah ini.

Abdul Latif ditetapkan sebagai tersangka bersama dengan Fauzan Rifani selaku Ketua Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Hulu Sungai Tengah dan Abdul Basit selaku Direktur Utama PT Sugriwa Agung. Mereka berada dalam satu lingkaran kasus.

Berada di dalam Rutan KPK, dituntut hukuman pidana penjara selama 8 tahun dan denda Rp 600 juta subsider 6 bulan kurungan. Latif diyakini jaksa KPK menerima suap Rp 3,6 miliar.

[table id=Bupati /]

Penulis Tim Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.