Meraup Untung di Pengujung Tahun, Pedagang Terompet Banjiri Jalan Banjarmasin

0

PEDAGANG terompet musiman membanjiri sejumlah ruas jalan yang ada di Banjarmasin. Mereka kebanyakan datang dari Pulau Jawa, dan sebagian lagi memilih menetap di ibukota Provinsi Kalimantan Selatan. Sasarannya, meraup untung di pengujung tahun saat malam pergantian tahun 2018 ke 2019.

TAK hanya tradisi meletupkan mercon atau kembang api, meniup terompet sepertinya menjadi budaya perayaan malam pergantian tahun. Pernak-pernik malam pergantian tahun juga diisi dengan pemasangan topeng seperti monyet, singa dan lainnya.

Maswati (67 tahun) mengaku sejak awal Desember lalu, sudah mendatangkan banyak terompet dengan warna ngejreng dari Pulau Jawa untuk dijual di berbagai tempat di Banjarmasin. Biasanya, para pedagang ini menggelar lapak di sepanjang Jalan Achmad Yani, yang merupakan ruas jalan tersibuk di Banjarmasin.

BACA :  Penarikan Uang Saat Natal dan Tahun Baru Diprediksi di Kalsel Rp 2,1 Triliun

“Terompet dari kertas ini cukup laris manis jelang perayaan malam pergantian tahun.  Walau hanya untung Rp 2 ribu atau Rp 3 ribu per buah, terpenting barang dagang bisa ludes,” kata Maswati kepada jejakrekam.com, Rabu (26/12/2018).

Untuk berbagai jenis terompet kertas itu, Maswati mematok harga tak terlalu mahal, hanya dijual Rp 10 ribu hingga Rp 15 ribu per buah.

Tak hanya di ruas Jalan Achmad Yani, sejumlah pedagang musiman ini juga menggelar dagangan di Pasar Sentra Antasari dan Jalan Brigjen H Hasan Basry.

Eman (50 tahun), pedagang terompet tahun baru asal Bandung ini mengaku memilih menetap di Banjarmasin, karena tingginya daya beli masyarakat di pengujung tahun.

Ia pun membidik kawasan Jalan Achmad Yani sebagai lokasi berdagang. “Di tempat ini, jauh lebih ramai pembeli dibanding tempat lain,” kata Eman.

BACA JUGA :  Gubernur Kalsel : Malam Tahun Baru Warga Jangan Terlalu Euforia

Tradisi tahunan ini diakui Eman menjadi berkah tersendiri bagi dirinya. Terlebih lagi, suplai dari para pengrajin terompet khususnya dari Jawa Barat cukup besar ke Banjarmasin.

“Ya, harga terompet kertas kisaran Rp 10 ribu hingga Rp 15 ribu, tergantung besar kecil ukurannya. Dibanding tahun lalu, mungkin tahun ini agak sepi penjualannya,” ucap Eman lagi.

Mengapa? Selain banyaknya pedagang musiman, Eman mengatakan kemungkinan akibat daya beli warga yang menurun. Dalam sehari, Eman mengaku biasanya bisa menjual puluhan hingga ratusan buah terompet kertas itu.

“Kalau dihitung-hitung, bisa bawa pulang uang ratusan ribu ke rumah,” ujarnya.

BACA LAGI :  Ini Lokasi Malam Bebas Berkendaraan dan Kantong Parkir di Banjarmasin

Menangkap peluang untung di akhir tahun, Eman yang sehari-hari berdagang permen tradisional ini beristirahat sebentar dari rutinitasnya. Ia memilih menjadi pedagang musiman terompet, demi meraup lembar rupiah yang menjadi berkah di pergantian tahun 2018 ke 2019.

Menurut Eman, pada malam pergantian tahun menjadi puncak panen bagi para pedagang musiman yang berjualan terompet, topeng monyet dan pernak-pernik pesta malam tahun baru itu.

“Seperti topeng monyet ini, saya jual hanya Rp 30 ribu, kalau di toko mungkin ratusan ribu. Inilah mengapa para pembeli lebih banyak membeli di pinggir jalan,” pungkasnya.(jejakrekam)

Penulis Sirajuddin
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.