20 Titik Jalan Rimba Sari Alami Kerusakan Diperbaiki

0

DINAS Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah mencatat sedikitnya ada 20 titik kerusakaan yang terjadi di ruas Jalan Sei Rahayu II, Rimba Sari, Beringin Raya hingga Datai Nirui wilayah eks transmigrasi, Kecamatan Teweh Tengah.

KERUSAKAN ini dipicu maraknya angkutan kayu yang melebihi tonase dan tidak sesuai kelas jalan penghubung empat desa itu. Akibatnya, jalan penuh lubang dan bergelombang. Bahkan, saat musim penghujan dipenuhi kubangan lumpur dan jalan yang licin, akibat aspal terkelupas.

Dampak yang dirasakan kini warga yang membawa hasil bumi ke Muara Teweh, hingga Puruk Cahu, Kabupaten Murung Raya, terganggu. Hingga akhirnya berpengaruh terhadap pendapatan masyarakat, karena ongkos angkut menjadi mahal.

BACA : Kerusakan Jalan Rimba Sari Didata, PUPR Barito Utara Janji Segera Memperbaiki

“Dari hasil pendataan di lapangan, sedikitnya ada 20 titik kerusakaan jalan diperbaiki. Sekarang sudah dilaksanakan perbaikan jalan,” kata Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan di Dinas PUPR Barito Utara, Rody kepada wartawan di Muara Teweh, Rabu (19/12/2018).

Agar lebih awet dan mampu menahan beban berat, Rody menyebut perbaikan menggunakan agregat A dengan lapis pondasi kelas A. Yakni, bagian perkerasan yang terletak antara lapis pondasi bawah dan lapisan permukaan. Sistem agregat A mencakup bagian dari kontruksi perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban roda, lapisan peresapan untuk pondai bawah dan bantalan untuk lapisan permukaan.

BACA JUGA : Warga Terus Resah, Jalan Desa Rimba Sari Makin Parah

Untuk keperluan itu, Dinas PUPR Barito Utara menerjunkan mobil stum dan menghampar batu pengerasan jalan.

“Untuk perawatan Jalan Rimba Sari ini dananya melalui anggaran unit perawatan rutin (UPR). Semoga dalam dua pekan ini bisa selesai. Namun, kalau hujan turun, tentu akan menjadi kendala di lapangan,” kata Rody.

Ia menjelaskan alat berat yang diturunkan di lokasi selalu standby. Menurut dia, untuk perbaikan jalan poros empat desa itu diperkirakan menelan dana Rp 300 juta. “Dana itu khusus untuk perbaikan jalan dengan agregat A.  Namun, bila jalan menggunakan cor atau aspal diperkirakan dananya miliaran rupiah,” ucapnya.

Rody berharap dengan selesainya perbaikan, maka jalan itu bisa dipelihara agar tak mengalami kerusakan lagi. Salah satunya, pelarangan kendaraan angkutan yang melebihi tonase dan tidak sesuai dengan kelas jalan.(jejakrekam)

 

Penulis Syarbani
Editor Fahriza

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.