Berkat PASS, Kini Santri Ponpes Nurul Muhibbin Bisa Mandiri

0

LAZIMNYA kehidupan jamak sebuah pondok pesantren (ponpes), kesehariannya diisi dengan belajar mengajar kitab kuning. Kitab-kitab klasik yang ditulis ulama terkemuka menjadi rujukan bagi para santri. Namun, Senin (17/12/2018) pagi itu, ada yang berbeda di Ponpes Nurul Muhibbin.

LEMBAGA pendidikan Islam dengan sentuhan tradisional ini diasuh oleh ulama kharismatik Hulu Sungai, KH Muhammad Bakhiet yang juga akrab disapa Guru Bakhiet, mendidik ribuan santri. Namun, tak hanya mengejar kebutuhan ukhrawi dan memenuhi dahaga ilmu agama Islam, para santri pun tak melupakan bekal hidup di dunia.

Usai belajar kitab kuning, Abdul Sahid bersama para santri yang menimba ilmu di Ponpes Nurul Muhibbin, tak langsung masuk kamar untuk rehat sebentar.

Mereka juga mengasah diri dengan keterampilan. Belajar menjahit dan merajut sasirangan, jadi bekal nantinya ketika lulus dari pesantren. Sebagian santri lainnya pergi ke kebun hidroponik. Yang lain, asyik merawat sapi ternak yang berada di kawasan ponpes di Desa Gampa, Kecamatan Batumandi, Kabupaten Balangan.

“Aktivitas semacam ini sudah berlangsung sejak 14 Juni 2017 lalu. Tepatnya, usai ditekennya nota kesepahaman antara Presiden Direktur PT Adaro Energy, Garibaldi ‘Boy’ Thohir bersama Guru Bakhiet terkait Program Adaro Santri Sejahtera (PASS),” kata Sahid, salah satu santri bercerita kepada penulis, Senin (17/12/2018).

PASS merupakan program yang digagas oleh PT Adaro Indonesia. Tujuannya agar para santri di Kabupaten Balangan dibekali kemampuan wirausaha. Dalam skema program PASS, para santri tak hanya diasah beragam keterampilan. Mereka juga diajari cara memasarkan produk nan efektif, ditopang manajemen keuangan yang baik.

“Saya ikut  kegiatan PASS ini karena ingat akan pesan Abah Guru Bakhiet. Beliau berpesan agar kami para santri setelah keluar dari pondok bisa mandiri. Terutama, dalam hal mencari nafkah, sehingga kewajiban menjalankan ibadah serta mengajarkan ilmu agama tidak terkendala waktu, akibat kerja yang mengikat,’’ papar Sahid.

Pemuda kelahiran 1992 pun antusias mengikuti kurikulum tambahan di Ponpes Nurul Muhidin. Bagi Sahid, tak sia-sia belajar menjahit hingga menjadi mahir. Ia pun kini bisa membuat baju sendiri, meski kualitasnya masih standar. Namun, Sahid pun bermimpi bisa menjadi penjahit andal, menghasilkan produk pakaian berkualitas.

BACA JUGA : Luncurkan PASS, Adaro Bantu Pesantren Guru Bakhiet

Menimba ilmu selama 10 tahun di Ponpes Nurul Muhibin, lajang asal Barabai pun ingin mewujudkan mimpinnya membangun kios bahkan toko penjahit sendiri. Itu ketika usai belajar dari pondok pesantren.

“Insya Allah, jika ada rezeki saya akan membuka toko menjahit. Biar pesan Abah Guru Bakhiet, mandiri dalam mencari rezeki bisa terealisasi,” ucap Sahid.

Pada awal kegiatan PASS, Adaro menggelontorkan bantuan sebesar Rp 420 juta untuk dua periode di jeda waktu 2017 bagi Ponpes Nurul Muhibbin. Dana itu digunakan tepatguna. Untuk pelatihan kewirausahaan, modal usaha, pembelian alat, serta pemasaran.

Para santri pun diberikan kendali penuh atas ragam usaha yang akan dijalankan. Namun tetap, sejak pelatihan awal, telah dipetakan jenis usaha yang sesuai dengan kondisi daerah dan minat santri sendiri.

Jadi, hingga kini, ada empat bidang pelatihan atau usaha yang dijalankan. Yakni, tanaman hidroponik, kain sasirangan, perikanan, dan makanan ringan serta satu bidang terbaru yaitu ternak sapi.

Bukan hanya mengandalkan pangsa pasar dari jamaah pengajian. Sekarang, hasil dari PASS, para santri Ponpes Nurul Muhibbin pun bisa memasarkan produknya, merambah kecamatan dan desa di Kabupaten Balangan dan sekitarnya.

BACA JUGA : Lewat Adaro, Boy Thohir Bantu Pesantren Guru Danau

Tak mengherankan, External Relation Head PT Adaro Indonesia, Rizky Dartaman sumringah. Ia mengungkapkan lewat program PASS, bantuan modal yang diberikan Adaro, terbukti mampu menggiatkan usaha para santri di ponpes tersebut. Ketika mereka lulus dari pesantren, benar-benar bisa menjadi santri yang mandiri dan berjiwa entrepreneur.

“Sebelumnya, ada 80 santri yang sudah pernah mengikuti program ini. Kami minta agar dibuat proposal mengenai rencana usahanya. Ternyata, ada 20 santri  di antaranya yang lulus seleksi dan diberi bantuan modal,” tutur Rizky Dartaman.

Bupati Balangan H Ansharuddin pun mengapresiasi program yang diluncurkan Adaro. Terbukti program PASS bermanfaat nyata. Terutama bagi para santri untuk bekal hidup mandiri selepas menimba dan mendalami ilmu agama.

“Tentu sebagai perusahaan besar dengan aktivitas tambang di Balangan, PT Adaro Indonesia ternyata juga tanggap dalam memperhatikan masa depan para santri di pondok pesantren,” puji Ansharuddin. (jejakrekam)

Pencarian populer:kurikulum ponpes guru bakhit

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.