Politik Uang Jadikan Masyarakat Pragmatis Dalam Memilih Wakilnya

0

SUHU politik jelang pemungutan suara Pemilu 2019 mulai meninggi. Calon anggota legislatif dan senat (DPR, DPRD, dan DPD) mulai melakukan berbagai upaya guna menggaet pemilik hak suara.

CALON anggota DPD Agustin Nur Martina Putri berharap calon wakil rakyat, baik di DPR, DPRD, maupun DPD, bertarung secara jujur dan demokratis, tidak menggunakan cara-cara kotor, seperti politik uang.

Ia beranggapan praktik money politic hanya akan membuat masyarakat semakin pragmatis dalam menentukan pilihannya pada Pemilu 2019. “Tentunya kita semua sepakat bahwa money politic akan merusak logika masyarakat dalam memilih. Hal seperti ini tentu hanya membuat masyarakat semakin pragmatis dalam memilih,” kata Agustin usai menghadiri ‘Ngopi Bareng’ KPU Kalsel di Hotel Tree Park, Minggu (16/12/2018).

BACA : Demokrasi Kalsel Masih Tahap Belajar di Bawah Kendali Kuasa Uang

Meminimalisir terjadinya politik uang, ia menyarankan kepada para politisi dan juga masyarakat untuk tidak terlibat dalam praktik tersebut. “Kita juga berharap kinerja Bawaslu sebagai pengawas Pemilu maksimal dalam mengawasi hal-hal yang dianggap menyalahi aturan yang berlaku, dan memberikan sanksi yang sepadan bagi pelakunya,” tegasnya.

Ia menilai praktik money politic bisa menyebabkan rusaknya harkat bangsa dan marwah demokrasi di Indonesia. “Selain membuat masyarakat semakin buta untuk memilih, praktek money politik juga dapat dikategorikan sebagai perusak marwah demokrasi,” ucapnya.(jejakrekam)

Penulis Asyikin
Editor Andi Oktaviani

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.