Festival Jukung, Momen Kota Banjarmasin Menjadi Pusat Studi Budaya Sungai

0

JUKUNG Festival 2018 digadang-gadang akan menjadi momentum pemerintah kota untuk menjadikan Banjarmasin sebagai pusat studi pengembangan dan studi budaya sungai, khususnya terkait pengembangan sport tourism skala nasional bahkan dunia. Ajang ini hadir dengan rentetan acara lomba balap jukung tradisional, balapan jukung acil pasar terapung, lomba permainan tradisional dan eksebisi budaya sungai dari berbagai daerah.

BUKAN tanpa alasan jika pemkot ingin menjadikan Kota Seribu Sungai sebagai wadah pengembangan sport tourism. Ketua Pelaksana Jukung Festival 2018, Irfan Noor mengklaim diantara wilayah di Indonesia, Banjarmasin memiliki modal budaya olahraga sungai yang paling ikonik untuk menarik wisatawan, yaitu, lomba balap jukung dan sungai yang menarik.

Meski begitu, ia tetap menilai bahwa Sungai Bengawan Solo juga ikonik karena lahir dari budaya megalitikum di seputar tepian di Jawa Tengah. Kemudian, Sungai Citarum (Jawa Barat), Sungai Musi (Palembang), Sungai Kapuas (Kalimantan Tengah) juga tak kalah menarik. Makanya dalam ajang ini panitia juga mengundang tim dari empat provinsi tersebut.

Lantas, bagaimana tim eksebisi sungai dari level internasional? Irfan mengaku, sudah berusaha sedemikian rupa. Namun, yang saat ini hadir hanya dari luar negeri, yakni Kedutaan Besar Republik Rakyat Tiongkok. Mengingat, persiapan even ini dianggapnya cukup mepet.

BACA: Dihadiri Delegasi Tiongkok, Sabtu Ini Dihelat Jukung Festival 2018

“Baru China yang terkonfirmasi. Kita berharap tahun depan mereka membawa rombongan kebudayaan sungai mereka kesini juga dari kota-kota yang lain. Di tahun mendatang, kita akan lebih serius mempersiapkan jauh-jauh hari sekitar 8 bulan,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kepemudaan dan Olahraga Banjarmasin, Achmad Noor Djaya mengaku mendapat amanah dari Walikota Banjarmasin Ibnu Sina untuk mengembangkan sport tourism. Agar semakin mendunia dan bisa dijadikan sebagai pusat studi level internasional.

Ia menceritakan, pada saat berdiskusi dengan tim Convergence Global dinilainya ternyata sudah pernah mengadakan kegiatan serupa yang diharapnya akan menjadi sesuatu bagi Banjarmasin. Agar ambisi Walikota Ibnu Sina menjadi sport tourism di Banjarmasin mendunia ini bisa terealisasi.

“Walikota sangat memberikan support kegiatan ini. Harapan kita dua hingga tiga tahun kedepan pesertanya betul-betul sebagian dari negara luar negeri yang akan hadir di Banjarmasin,” pungkasnya.

BACA JUGA : Sajikan Makanan Khas Daerah, Festival Kuliner Banjar 2018 Digelar

Perwakilan dari Kedutaan Besar Cina, Xie Chengsuo menyatakan bahwa Banjarmasin merupakan Kota Seribu Sungai yang memiliki kultur kebudayaan yang sama dengan negaranya di Cina. Hal inilah yang membuatnya ingin datang ke Banjarmasin untuk saling belajar dan berbagi pengalaman.

Xie Chengsuo mengaku, baru pertama kali menginjakan kakinya di Kalimantan Selatan, terutama di Banjarmasin. Ia menilai, Kalimantan merupakan salah satu pulau terbesar di Indonesia. “Banyak sekali kota-kota yang menarik dan Cina ingin bisa berkolaborasi di Banjarmasin untuk kedepannya agar bisa lebih baik lagi,” ucapnya.

Xie berharap, dengan even berikutnya, dirinya memastikan kembali datang bersama seluruh tim dari Cina untuk ikut berpartisipasi sebagai pesertadalam acara Jukung Festival 2018. “Untuk sementara hanya dua perwakilan saja yang datang ke Banjarmasin,” pungkasnya. (jejakrekam)

Penulis Arpawi
Editor Fahriza

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.