Berjibaku Melawan Waktu, Riwayat Kini Pasar Kasbah di Sentra Antasari

0

SEIRING waktu, keberadaan pasar barang bekas atau loak di Pasar Sentra Antasari seakan mulai dilupakan. Padahal di awal 1990 hingga 2000, pasar loak yang dikenal sebutan Pasar Kasbah berdetak begitu lamban. Pasar ini seperti kalah bersaing dengan kemajuan teknologi pasar digital atau online yang masif merambah Banjarmasin.

DULU, ketika pasar grosir sembako yang berletak di Jalan Pangeran Antasari atau Jalan Jati, sangat identik dengan sebutan Pasar Kasbah. Satu bagian tak terpisahkan dari Pusat Perbelanjaan Pangeran Antasari (P3A). Los pasar ini menghimpun para pedagang loak dari konveksi hingga barang-barang elektronik.

Lantas bagaimana kini? Pasar Kasbah seakan tersembunyi di balik sepinya Pasar Sentra Antasari yang didesain menjadi pasar tradisional bergaya modern di akhir masa Walikotamadya Sadjoko dan rampung di era Walikota Sofyan Arpan. Ini tandai dengan hadirnya Ramayana, menempati lantai II. Namun, hadirnya pusat perbelanjaan modern seperti Duta Mall, lambat laun keberadaannya seakan dilupakan warga urban.

BACA :  Masa Keemasan Berlalu, Pamor Pasar Sepeda Niaga Timur Terus Memudar

“Saya sendiri tak tahu apa itu Pasar Kasbah. Saya baru tahu, ketika diberitahu orangtua kalau dulu di sini ada pasar barang bekas atau loakan,” ucap Andi Efendi, seorang pelajar berbincang dengan jejakrekam.com, Sabtu (15/12/2018).

Awalnya, Andi Efendi mengira letak pasar loakan itu berada di kawasan Pasar Tungging di Jalan Belitung Darat. Dulu, ketika barang-barang impor yang disuplai kapal-kapal dagang di Pelabuhan Trisakti, hingga akrab di telinga dengan sebutan barang kapal. “Dulu, saya tahunya pasar barang bekas itu adanya di Pasar Tungging,” kata Andi.

Lantas bagaimana keberadaan para pedagang barang loakan ini. Salah satunya adalah Suriansyah yang akrab dipanggil Isur. Menurut Isur, kebanyakan kios-kios barang loakan ini adalah para pedagang lawas. Sisanya, pedagang baru mewarisi usaha orangtuanya.

“Kalau saya melanjutkan usaha ayah saya. Sampai sekarang, saya masih menjalankan transaksi jual dan beli barang bekas elektronik. Ya, seperti jual beli televisi, kulkas bekas, mesin cuci bekas dan barang elektronik lainnya. Memang, ada juga kami juga barang baru,” kata Isur.

BACA JUGA :  Cerita Bioskop Ratna dan Pasar Blauran, Kenangan Tersisa Warga Banjarmasin

Terhitung sudah puluhan tahun, Isur ikut orangtua dan kini dia sendiri yang menjalankan usaha jual beli barang bekas warisan keluargta itu. Menempati lantai dasar Pasar Sentra Antasari, Isur menyebut kebanyakan yang menempati kios-kios itu adalah pedagang lawas di P3A. Mereka pun harus berjibaku dengan waktu, agar barang yang dijual tetap laku.

“Sebelum dijual kepada calon pembeli, tentu barang-barang elektronik bekas ini harus dibersihkan. Ya, dibersihkan biar mengkilap. Kalau warnanya kusam, bisa dideko ulang, biar kelihatan kinclong mirip barang baru,” ujar Isur.

BACA LAGI :  Cukup Pasar Sentra Antasari, Jangan Diulang Lagi di Pasar Ujung Murung

Soal omzet atau penghasilan dari bisnis barang loakan itu, Isur mengatakan memang tak menentu. Biasanya, bisa hanya ratusan ribu per hari. Namun, kalau lagi untung besar bisa mencapai Rp 5 juta per bulan. Kini, Isur pun sadar harus bersaing dengan pasar online dengan hadirnya aplikasi jual beli barang bekas. Dengan budaya masyarakat yang serba instan, cukup tinggal tekan di ponsel pintar, barang bisa datang ke rumah.

“Memang, kebanyakan yang membeli barang elektronik bekas ini kelas ekonomi ke bawah. Banyak pula ingin tukar tambah, karena harga barang loakan tentu lebih murah dibanding yang baru. Memang sudah pembeli bisa dihitung dengan jari, tak seperti dulu,” imbuh Isur.(jejakrekam)

Pencarian populer:https://jejakrekam com/2018/12/15/berjibaku-melawan-waktu-riwayat-kini-pasar-kasbah-di-sentra-antasari/,kasbah di bersihkan,Pasar kasbah,Arti pasar kasbah,Jual beki tv di sentra antasari,pasar kasbah banjarmasin
Penulis Sirajuddin
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.