Dihadiri Delegasi Tiongkok, Sabtu Ini Dihelat Jukung Festival 2018

0

LAMAT-lamat Banjarmasin kembali lagi menjelma menjadi pusat peradaban budaya sungai di dunia. Mengembalikan kejayaan budaya sungai di era Kesultanan Banjar dan kolonial Belanda jadi pemicu Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Banjarmasin menghelat Jukung Festival 2018 yang dipusatkan di Siring Menara Pandang, Jalan Kapten Piere Tendean, Besok, Sabtu (15/12/2018).

ADA berbagai lomba digelar, seperti lomba balap jukung tradisional dan Festival Budaya Sungai. Dua sajian utama ini telah mengundang animo peserta. Tercatat, sudah lebih 100 peserta terkonfirmasi mendaftar ke panitia bentukan Pemkot Banjarmasin. Mereka datang dari berbagai kampung di seluruh pelosok Kota Banjarmasin.

Tak hanya itu, kostum tradisional terbaik dan eksebisi lomba acil juga akan disajikan dalam Jukung Festival 2018 itu.

Pemkot Banjarmasin ingin menampilkan eksebisi budaya sungai dari berbagai pelosok tanah air. Di antaranya, budaya tepian sungai Bengawan Solo (Jawa Tengah), Sungai Musi (Palembang), Sungai Kapuas (Kalimantan Tengah), terakhir Sungai Citarum (Jawa Barat).

BACA : Sajikan Makanan Khas Daerah, Festival Kuliner Banjar 2018 Digelar

Jukung Festival 2018, selain berisi lomba olahraga dayung tradisional, juga akan menjadi media penyampaian ke publik. Sasarannya, agar masyarakat dunia mengetahui sejarah jukung dan sarana pelestarian jukung di Kota Banjarmasin. Terlebih lagi, tentang kehidupan sungai warga Banjarmasin yang dikenal sebagai Kota Seribu Sungai.

Bahkan pada even kali ini akan dihadiri delegasi dari Kedutaan Besar Tiongkok untuk menjajaki keterlibatan yang lebih jauh pada even-even di tahun mendatang. Ini mengingat, Tiongkok juga memiliki budaya sungai di sepanjang sungai Huang He (Sungai Kuning).

Ke depan, Pemkot Banjarmasin menargetkan mengundang budaya sungai dari berbagai tempat di seluruh dunia. Seperti, Sungai Nil (Mesir), Indian Amazon (Brazil), Sungai Me Kong (Vietnam), Sungai Chao Praya (Thailand).

BACA JUGA : Spektakuler, Festival Pasar Terapung Lok Baintan di Mata Turis dan Fotografer

Melalui pernyataan tertulisnya, Walikota Banjarmasin Ibnu Sina mengungkapkan dengan diadakannya Jukung Festival 2018 ini bisa menjadikan Kota Seribu Sungai sebagai pusat studi dan pengembangan kebudayaan sungai internasional.

“Banjarmasin merupakan kota sungai yang paling ikonik di Indonesia. Di mana kehidupan masyarakat masih melekat dengan sungai, baik sebagai sarana transportasi publik, urat nadi perekonomian, hingga tempat berkumpul dan berinteraksi,” papar Ibnu Sina.

Lebih lanjut mantan Ketua DPW PKS Kalsel ini mengatakan Jukung Festival 2018 ini merupakan even sport tourist, menjadi pintu masuk bagi pengembangan budaya sungai secara keseluruhan.

Ibnu Sina mengajak untuk menengok kembali sejarah Banjarmasin, dimana sungai adalah akar dari seluruh budaya dan pertumbuhan ekonomi masyarakat.

BACA LAGI : Lestarikan Budaya Sungai, Puluhan Jukung Hias Ramaikan Festival Tanglong  

“Maka dari itu, kita harus mulai mendesain rencana pengembangan sungai-sungai di Banjarmasin untuk kembali difungsikan seperti dulu, agar bisa dilewati kapal-kapal niaga hingga jauh ke dalam,” cetus mantan anggota DPRD Kalsel ini.

Ibnu Sina mengajak seluruh pihak untuk bergotong royong demi terciptanya Banjarmasin sebagai pusat budaya sungai seluruh dunia. Ia menambahkan sebenarnya Pemkot Banjarmasin telah meluncurkan program ‘Sahabat Jukung’. Sebuah sebutan bagi para pihak yang konsen terhadap pengembangan budaya sungai di ibukota Provinsi Kalsel.(jejakrekam)

Penulis Arpawi
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.