Lima Hari Blokade Jalur Sungai, Sekda Hamli Kursani pun Turun Tangan

0

LIMA hari sudah sejak Sabtu (8/12/2018) lalu, blokade daratan eceng gondok (ilung) bercampur ranting pohon dan bambu mengadang arus Sungai Martapura di bawah Jembatan Pasar Lama. Tak ingin hanya mengomando, Sekda Kota Hamli Kursani turun tangan langsung membaur dengan 20 pekerja yang diterjunkan Bidang Sungai Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Banjarmasin, Rabu (12/12/2018).

KAPAL sapu-sapu kembali dilemburkan untuk mengatasi tumpukan sampah yang menutupi perairan sungai tengah kota. Ada dua lokasi pembersihan yang dilakukan Pemkot Banjarmasin, satu tempat di bawah Jembatan Pasar Lama dan yang lain disebar di bawah Jembatan Pasar Antasari (Sudimampir).

Tampak, Sekdakot Hamli Kursani mengenakan kaos panjang turut menghalau ‘daratan’ ilung bercampur ranting bambu, pohon dan batang pohom rumbia. Mereka berjibaku di bawah terik mentari. Sebagian tumpukan sampah sungai itu dilarutkan, kemudian ditangkap kapal sapu-sapu. Selanjutnya, sebagian dibuang ke daerah Sungai Gampa. Sisanya, dilarutkan menuju muara Sungai Martapura mengarah ke Sungai Barito.

Sedikit demi sedikit, jalur pun terlihat terbuka, meski hanya bisa dilintasi satu buah klotok. Sejak pagi hingga menjelang siang, Sekda Hamli Kursani dan pasukan turbo terus membersihkan tumpukan ilung dan sampah itu.

BACA : Pasukan Turbo Diturunkan, Blokade Ilung Bikin Warga Lupak Tak Bisa Pulang

“Memang, tumpukan ilung bercampur ranting pohon dan bambu merupakan fenomena tahunan. Kalau tak salah tahun 2016 jauh lebih parah dibanding tahun sekarang. Ya, semua akibat faktor alam karena daerah hulu tengah tinggi debit airnya, hingga lari ke hilir sungai,” ucap Hamli Kursani kepada jejakrekam.com, Rabu (12/12/2018).

Untuk mengatasi tumpukan ilung ini agar tak mengganggu jalur tansportasi sungai, Hamli mengatakan Dinas PUPR Banjarmasin menerapkan sistem kerja shift bergantian. “Setiap delapan jam, pasukan turbo diturunkan. Mereka diupah Rp 100 ribu per hari,” katanya.

BACA JUGA : Atasi Serbuan ‘Ilung’, Pemkot Banjarmasin Harus Gandeng Pemkab Banjar

Menurut Hamli, untuk mengangkut volume sampah sungai yang begitu besar, sepatutnya ada tiga buah klotok yang disiapkan. Sedangkan, kapal sapu-sapu yang dioperasikan Pemkot Banjarmasin hanya satu buah. “Jadi, tidak bisa mengatasi masalah ini dengan cepat,” ucap mantan Kepala Dinas Tata Kota Banjarmasin ini.

Ke depan, Hamli memastikan akan segera merencanakan strategi dalam mengatasi fenomena alam tahunan ini, sehingga tidak merugikan publik, terutama para pengguna moda transportasi sungai.

Sementara itu, para petugas pun menggunakan tali tambang untuk menarik balok kayu atau potongan pohon yang membentuk ‘delta’ itu. Begitu lolos dari Jembatan Pasar Lama, ‘daratan’ ilung bercampur ranting pohon dan bambu menumpuk lagi di bawah Jembatan Antasari. Hingga belum bisa terurai sepenuhnya.

“Memang, tumpukan ilung bercampur ranting pohon dan bambu, bahkan ada batang pohon cukup besar. Ya, semakin tinggi air di kawasan Sungai Tabuk, maka akan larut ke Sungai Martapura,” ucap seorang petugas.(jejakrekam)

 

Penulis Asyikin/Sirajuddin
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.