Ketimbang Dibuang ke Sungai Gampa, Mengapa Ilung Tak Didaur Ulang?

0

SERBUAN masif ‘ilung’ tengah jadi momok bagi Kota Banjarmasin. Aliran sungai di bawah Jembatan Merdeka dan Jembatan Antasari menjadi yang terparah. Terhitung menyemut mulai Sabtu (8/12) lalu, serangan eceng gondok yang bercampur sampah, plus potongan bambu juga belum bersih. Lantas, apakah tak ada solusi untuk problem menahun ini?

PEGIAT lingkungan dari Badan Amal Sampah Nasional (Basnas) Kalimantan Selatan, Muhammad Robby punya alternatif yang bisa dikembangkan Pemkot Banjarmasin. Alih-alih membuang hasil bersih-bersih ilung ke kawasan Sungai Gampa, Robby menyarankan pemerintah kota untuk mengubah eceng gondok untuk hal produktif. Ambil contoh, mengubahnya menjadi bahan baku pupuk kompos.

Menurut Robby, tanaman ilung sendiri mengandung asam humat. Senyawa ini menghasilkan fitohormon yang mampu mempercepat pertumbuhan akar tanaman. “Selain mengandung Asam Humat ilung juga mengandung unsur nitrogen, fosfor, kalium, magnesium dan unsur mikro lainnya yang bermanfaat bagi tumbuhan jika diolah menjadi pupuk,” kata pemuda yang juga anggota Mahasiswa Pencinta Alam Kompas Borneo Universitas Lambung Mangkurat (ULM).

BACA: Kapal Sapu-Sapu Lembur, Tumpukan ‘Ilung’ Dibuang ke Sungai Gampa

Upaya mengubah eceng gondok menjadi barang produktif jelas tak bisa dilakukan sendirian. Praktis, pemerinta kota bisa membina semacam koperasi yang mendaur ulang limbah ilung. Dalam hal ini, Robby mencontohkan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yaitu PT Pembangkit Jawa Bali Badan Pengelola Waduk Cirata (PT PJB BPWC) yang memelihara Waduk Cirata, Jawa Barat dari serangan tanaman air yang mengganggu.

“Nah, hasil dari daur ulang ilung bisa digunakan untuk memupuk tanaman di lingkungan kantor SKPD Pemkot Banjarmasin. Sekaligus untuk pohon dan tanaman yang tumbuh di jalan protokol. Terlebih lagi masalah ilung menjadi penyakit tahunan yang menyulitkan warga Kota,” pungkas Robby.

Diwartakan sebelumnya, Kepala Bidang Sungai Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Banjarmasin, Tony menyebut tumpukan sampah bercampur eceng gondok, ranting bambu dan pohon, berasal dari hilir Sungai Martapura.

BACA: Makin Malam, Serbuan ‘Ilung’ Makin Membesar di Sungai Martapura

Dia menerangkan, belakangan waktu pihaknya telah melemburkan kapal sapu-sapu untuk melakukan pembuangan di Sungai Gampa, Kelurahan Sungai Jingah yang dianggap efektif untuk membuang limbah ilung.

Ia memastikan pihaknya terus berusaha membuka alur di Jembatan Pasar Lama. Ini mengingat, volume sampah ilung dan lainnya yang menyerbu Kota Banjarmasin ini tidak memungkinkan menggunakan sistem ambil buang. “Butuh waktu tiga hingga empat jam untuk membuang ke Sungai Gampa,” ucap Tony. (jejakrekam)

Penulis Ahmad Husaini
Editor Fahriza

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.