Diincar Kolektor, Seharusnya Banjarmasin Punya Pasar Khusus Barang Antik

0

BANJARMASIN memang tak memiliki pasar barang antik khusus, tak seperti di kota-kota besar lainnya seperti Jakarta, Yogyakarta atau Surabaya. Namun, para peminat barang lawas yang memiliki nilai seni, historis dan unik sudah mengenal sosok Hanafi (53 tahun). Warga Pekapuran Raya ini memilih profesi sebagai pedagang barang antik di Pasar Sentra Antasari.

TERBUKTI lebih dari 20 tahun, Hanafi telah bertahan dengan identitasnya sebagai pedagang barang antik. Menempati sebuah kios di Pasar Sentra Antasari di Jalan Pangeran Antasari, Banjarmasin, berbagai koleksi barang antik dijual Hanafi bersama para pedagang lainnya.

Terlihat, berbagai perabot rumah tangga tempo dulu terbuat dari kuningan, tembaga dan lainnya dipajang cukup rapi di kiosnya. Sedikitnya, ada 15 kios yang menjajakan barang-barang unik, seperti keris, batu dan pusaka lainnya.

“Kebanyakan yang datang membeli ke toko-toko barang antik dari luar Kalsel. Ya, seperti dari Palangka Raya, Sampit dari Kalteng, bahkan dari adapula yang datang dari Jawa ke sini,” kata Hanafi kepada jejakrekam.com, Rabu (12/12/2018).

Hasilnya, dari menjual berbagai barang antik, seperti keramik, cupu kecil kuningan, uang koin kuno berangka tahun 1950, piring melawen, lampu gantung dan sebagainya, Hanafi bisa membawa pulang pendapatan bersih sekitar Rp 3 juta per bulan.

BACA :  Truk Mainan Kayu Nan Cantik dari Desa Panggung, Ada Celengan Tokoh Kartun

“Kalau di toko saya, hampir 30 jenis macam barang antik yang dijual. Semuanya kami dapatkan dari berbagai sumber, terutama ada yang ingin minta dijualkan atau kami beli dari pemiliknya,” tutur Hanafi.

Senada Hanafi, pemilik toko barang antik lainnya, Rusdi pun mengakui omzet penjualan barang-barang khusus dan lawas mengikuti tren naik turun. Ada kalanya naik, hingga omzetnya bisa puluhan juta. Kalau turun, hanya mengantongi uang jutaan hingga ratusan ribu. “Berdagang barang antik ini, ya untung-untungan. Karena, tidak semua orang menggemari barang antik. Terkecuali dia seorang kolektor,” kata Rusdi.

Ia menggeluti usaha jual beli barang antik karena mewarisi usaha sang ayah. Menurut Rusdi, berbagai barang antik didapat tak hanya di Kalsel, namun juga didatangkan dari luar Kalsel. “Seharusnya memang penjualan barang antik ini punya pasar khusus, berbeda dengan pasar umum seperti sekarang,” ucap Rusdi.

BACA JUGA :  Jual Beli Organ Hewan Langka, Warga Pantai Hambawang Disel Ditreskrimsus Polda Kalsel

Nah, keberadaan deretan toko-toko barang antik di Pasar Sentra Antasari ini juga diharapkan H Murjani, sudah sepatutnya mendapat perhatian serius dari Pemkot Banjarmasin. Pemerhati barang antik ini berharap Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banjarmasin atau instansi terkait lainnya bisa saja membangun pasar khusus barang antik, tidak tergabung dengan pasar umum.

“Jadi, para pembeli atau kolektor barang antik bisa langsung menuju tempatnya. Tanpa harus melalui pasar umum seperti di Pasar Sentra Antasari ini. Padahal, di kota-kota besar di Indonesia justru punya pasar barang antik khusus,” kata pria yang kini menginjak usia 70 tahun ini.

Ambil contoh, menurut Murjani, seperti di Jakarta terdapat di daerah Rawa Bening, Jatinegara yang menyediakan berbagai barang antik sebagai incaran para kolektor atau penggemar barang antik. “Terkadang, kami miris dengan kondisi Pasar Sentra Antasari, terlebih lagi para pedagang barang antik yang tak punya tempat khusus,” ucap Murjani.(jejakrekam)

Pencarian populer:jenis pring malawin lawas,https://jejakrekam com/2018/12/12/diincar-kolektor-seharusnya-banjarmasin-punya-pasar-khusus-barang-antik/,jual beli barang pusaka surabaya
Penulis Sirajuddin
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.