Revitalisasi Pasar Ujung Murung Bikin Waswas Pemilik Mess Candi Agung

1

RUPANYA tak hanya para pedagang yang khawatir, pemilik mess atau penginapan di kawasan Pasar Besar Ujung Murung, masih waswas dengan rencana peremajaan pasar di Jalan Ujung Murung itu.

KEKHAWATIRAN itu cukup beralasan, karena selama ini pasar yang jadi pusat grosir konveksi merupakan mata pencaharian mereka satu-satunya. Apalagi, dalam beberapa bulan belakangan, Pemkot Banjarmasin melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) telah menerjunkan tim pendataan jumlah lapak, pedagang hingga status kepemilikan di Pasar Ujung Murung.

Pemilik Mess Candi Agung, Mahrawan mengakui rencana revitalisasi Pasar Ujung Murung dan Pasar Sudimampir Baru yang berada di satu lokasi, sudah lama berdengung. Baru di era Walikota Ibnu Sina berhembus kencang lagi.

Wadah penginapan yang dikelola Mahrawan ini persis berada di lantai II Pasar Ujung Murung yang bercat biru. Saat jejakrekam.com, Senin (3/12/2018) sore, menengok ke bagian dalam Mess Candi Agung. Terlihat, lantai penginapan ini sudah lapuk termakan usia. Sana-sini lantai dari kayu itu sudah dimakan rayap.

BACA : Bukan Menolak, Khawatir Revitalisasi Pasar Ujung Murung Rugikan Pedagang

Untuk ukuran kamar tak seberapa lebar, hanya 3 x 4 meter, dengan fasilitas kipas angin sebagai pendingin udara. Mess Candi Agung ini juga berdempetan dengan Mess Amandit yang dimiliki orang lain. Di bagian lainnya, terlihat ada ruang mushalla dan gudang yang dijadikan wadah menumpuk barang dagangan para pedagang Pasar Ujung Murung.

“Seperti inilah kondisi Mess Candi Agung. Makanya, untuk menginap di mess ini, hanya dikenakan tarif Rp 50 ribu per malam. Kebanyakan yang menginap adalah pedagang dari Kapuas (Kalteng) dan Hulu Sungai (Kalsel),” cerita Mahrawan.

Dalam satu pekan, Mahrawan menghitung hanya kedatangan sedikitnya 10 tamu. Terkadang sepi, tak sampai belasan orang. Namun, ia menjamin fasilitas air bersih serta keamanan tetap tersedia dan memberi kenyaman bagi para tamu.

“Hingga saat ini, sebetulnya Mess Candi Agung ini sudah beberapa kali berganti kepemilikan. Terakhir, saya beli setahun yang lalu dari H Asyikin, dan sekarang saya jadi pemilik sekaligus yang mengelola,” kata Mahrawan.

BACA JUGA : Revitalisasi Pasar Ujung Murung, Jangan Lupakan Sisi Sejarahnya

Menurut dia, hingga kini, rencana revitalisasi Pasar Besar Ujung Murung belum disosialisasikan kepada para pengelola penginap. “Saya sendiri belum tahu ada rencana itu. Saya baru tahu dari baca berita dan dikasih tahu para pedagang,” ucapnya.

Sebagai pemilik yang ketiga, Mahrawan mengatakan tentu dirinya punya hak atas sebagian bangunan di Pasar Besar Ujung Murung. “Soal status lahan Pasar Besar Ujung Murung ini saya tak tahu persis. Apakah berstatus hak milik atau hanya hak guna bangunan (HGB),” tutur Mahrawan.

Dengan mengelola 8 kamar di Mess Candi Agung, Mahrawan mengatakan tersedianya penginapan ini lebih mengutamakan para pelanggan, terutama pedagang asal luar Banjarmasin yang bermalam.

BACA LAGI : Cukup Pasar Sentra Antasari, Jangan Diulang Lagi di Pasar Ujung Murung

Mahrawan juga mengingatkan ketika Pasar Besar Ujung Murung hendak direvitalisasi, maka harus melibatkan semua pihak. Bukan hanya pedagang, tapi juga pemilik penginapan yang menjadi bagian tak terpisahkan dari pasar yang dibangun sejak 1953 itu.

“Saya pribadi mendukung peremajaan Pasar Ujung Murung, asalkan tidak ada pihak yang dirugikan. Sebab, pemilik lapak atau lahan di pasar ini sangat beragam. Dari yang punya sertifikat hak milik (SHM), HGB, segel adat hingga statusnya menyewa,” pungkasnya.(jejakrekam)

Penulis Asyikin
Editor Fahriza

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.