Spektakuler, Festival Pasar Terapung Lok Baintan di Mata Turis dan Fotografer

0

FESTIVAL Pasar Terapung Lok Baintan yang dihelat di pengujung tahun 2018, benar-benar spektakuler. Meski di sana-sini, masih ada keluhan dari sejumlah fotografer yang mengabadikan momen langka berhimpunnya ratusan jukung di atas Sungai Martapura, Desa Lok Baintan, Minggu (2/12/2018) pagi.

CELETUKAN ini disuarakan seorang fotografer asal Jakarta yang menyayangkan, ternyata jumlah jukung yang membentuk formasi mawar, tak sebanyak dua tahun lalu. Sayangnya, jukung itu terlihat kosong, tanpa ada barang dagangan yang diangkut.

“Padahal, saya datang jauh dari Jakarta untuk mengabadikan momen langka ini. Ya, mungkin jumlah peserta Festival Pasar Terapung Lok Baintan ini tak sebanyak dua tahun lalu,” kata seorang fotografer asal Jakarta, kepada jejakrekam.com, Minggu (2/12/2018).

Memang, momen unik dan atraktif ini dinanti para wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Termasuk, para fotografer luar Kalimantan Selatan. Mereka ingin memotret kultur denyut masyarakat Banjar yang hidup bersahaja dan akrab dengan kebudayaan sungainya. Para pemburu foto ini rela bersubuh hari mendatangi lokasi Pasar Terapung Lok Baintan, di tengah dingin hawa alam pedesaan tepi Sungai Martapura.

BACA : Guru Khalil Singgung Soal ‘Hijrahnya’ Pedagang Lok Baintan ke Pasar Terapung Banjarmasin

Terlihat, sejumlah turis asal negara sahabat, seperti Malaysia, Korea Selatan hingga Vietnam pun turut membaur bersama ribuan warga yang membludak di seputar Dermaga Lok Baintan, dekat Jembatan Sungai Pinang.

Para wisatawan juga menyempatkan berbelanja dengan acil-acil pengayuh jukung. Mereka takjub melihat para wanita Banjar dengan modal jukung dan dilindungi tanggui, asyik berjualan di atas Sungai Martapura.

Son Nguyen, seorang wisatawan asal Vietnam mengatakan, ia berada di Kalimantam Selatan, sudah lima hari. Ia mengaku sangat kagum dengan tradisi diatas perahu kecil  untuk sarana para pedagang berjualan.

“Ini unik dan pasar terapung ini unik dan besar sekali. Di Vietnam ada pasar terapung tapi kecil sekali,” ujar Son Nguyen, dalam bahasa Inggris, sedikit terbata-bata.

Son Nguyen mengungkapkan ia berangkat pagi-pagi untuk mengunjungi Pasar Terapung bersama enam rekannya. Semua rekannya, menurut Son Nguyen juga senang melihat keunikan Pasar Terapung Lok Baintan. “Kami suka memotret momen ini dan bisa dibawa pulang sebagai kenang-kenangan,” ungkap Son Nguyen.

BACA JUGA : Disengaja atau Tidak Disengaja, Pasar Terapung Kuin Kian Dilupakan Eksistensinya

Wisatawan asal Vietnam dan Korea juga terlihat berfoto ria dengan acil-acil pedagang Pasar Terapung Lok Baintan, bahkan dengan Nanang Galuh Banjar yang turut memeriahkan festival yang didesain menjadi kalender tahunan wisata Kabupaten Banjar.

Selain banyaknya wisatawan lokal dan luar negeri, juga terlihat sejumlah fotograper kawakan, seperti Arbain Rambey dan lainnya. Keunikan lainnya adalah warga yang hadir juga ramah dengan para tamu.

Asisten III Bidang Administrasi Umum Setdaprov Kalsel Heriansyah mengapresiasi festival yang harusnya digelar tiap tahun oleh Pemkab Banjar, layaknya Festival Pasar Terapung di Banjarmasin.

“Alangkah lebih baik Pasar Terapung Lok Baintan ini menetap di seputar Dermaga Lok Baintan bawah Jembatan Sungai Pinang. Sebab, akses jalannya lebih mudah dijangkau dengan jalur darat. Lagipula, posisinya juga tetap berada di Sungai Martapura,” kata mantan Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Kalsel ini.

BACA LAGI : Jadi Bandar, Umur Pasar Terapung Muara Kuin Setua Kesultanan Banjar

Setali tiga uang, Kepala Dinas Kebudayan dan Pariwisata Kabupaten Banjar, Haris Rifani pun setuju usulan pemindahan Pasar Lok Baintan dari Desa Lok Baintan ke Desa Sungai Pinang Baru, Kecamatan Sungai Tabuk.

“Yang pasti, kami harus berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan Kabupaten Banjar untuk penggunaan dermaga ini. Termasuk, tentu mengumpulkan para pedagang, untuk lokasi baru pasar terapung nantinya,” pungkasnya.(jejakrekam)

 

Penulis Syahminan
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.