Suhu Menurun, Pengungsi Idlib Butuh Pakaian Hangat

0

MUSIM dingin belum juga beranjak baik bagi para pengungsi internal Suriah, termasuk mereka yang sampai sekarang masih berada di tenda-tenda pengungsian. Utamanya di Idlib, provinsi yang terletak di antara utara Damaskus dan Barat Aleppo, yang juga berbatasan langsung dengan Turki. 

SEJAK konflik menerpa Suriah, Idlib sendiri sudah menjadi rumah bagi jutaan warga sipil yang terkena dampak perang. Melansir dari situs telegraph.co, hingga Juli 2018 sudah ada sekitar 3,3 juta jiwa di Idlib. Sebanyak 1,2 juta di antaranya adalah pengungsi internal yang datang dari daerah lain di Suriah. Sebab, setiap kali  perang berkecamuk salah satu wilayah Suriah, penduduk kota di dalamnya pun segera melarikan diri atau diungsikan ke Idlib.

Hal ini membuat Idlib ditetapkan sebagai zona de-eskalasi konflik di Suriah. Namun, masalah bertambah pelik jelang akhir 2018 karena musim panas yang perlahan berganti jadi dingin menggigil.

Musim panas kemarin suhu di Idlib bisa mencapai 45 derajat Celsius, sementara suhu musim dingin berbanding terbalik hingga satu digit atau belasan derajat Celsius. Seperti hari ini, Senin (26/11/2018), pembacaan termometer di laman weather.com, menunjukkan jelas Idlib sedang memasuki musim dingin. Suhu pun tidak lagi lebih dari 15 derajat Celsius. Suhu ini kian mempersulit mereka yang menghadapi dingin tanpa peralatan memadai.

Firdaus Guritno dari Global Humanity Response (GHR) – Aksi Cepat Tanggap (ACT) mengungkapkan, baik penduduk asli maupun pengungsi internal di Idlib sedang mengalami kesulitan karena suhu langit yang membuat menggigil. Banyak dari mereka masih tinggal di tenda yang hanya menggunakan material terpal atau kain seadanya.

BACA: Dingin Merajuk, Pengungsi Suriah Dapat Kiriman Ribuan Khobz

Kala hujan datang, kondisi lingkungan kamp pun tidak mampu menampung derasnya hujan. Banjir datang jadi masalah baru, genangan dalam jumlah yang luas terjadi di sepanjang jalan kamp-kamp mereka. Belum lagi, dari dalam tenda-tenda terpal kamp pengungsian itu, tidak ada pakaian tebal yang mumpuni untuk menghalau rasa dingin.

Bahkan hingga sekarang, baik warga asli Idlib maupun pengungsi internal masih didera krisis pangan. Suhu yang kian menurun tak disertai dengan suplai pangan dan perllengkapan musim dingin yang memadai. Kondisi ini acapkali membuat para penyintas konflik tersebut rentan terhadap berbagai macam penyakit.

Persiapan Distribusi Bantuan Musim Dingin di Idlib

Memasuki musim dingin pada November hingga Maret 2019 mendatang, tim ACT mulai mempersiapkan pembagian paket musim dingin untuk pengungsi Suriah. Fase pertama, ada 1.000 paket berupa perlengkapan pakaian hangat untuk mereka yang berada di wilayah konsentrasi penampungan di sekitar Jisr Ash Shughur, Idlib.

Pembagian akan dilakukan di wilayah Khorbet Aljouuz, yang menampung lebih dari 200.000 pengungsi Suriah yang umumnya datang dari area Jisr Ash Shugur. Daerah ini sama padatnya dengan konsentrasi penampungan pengungsi lainnya, seperti di Atimah, Suriah.

“Insya Allah, ACT dalam waktu dekat akan mendistribusikan paket musim dingin yang berisi baju, jaket, kaos kaki, sarung tangan, dan syal,” jelas Firdaus.(jejakrekam)

Penulis Nimas Afridha Aprilianti
Editor Fahriza

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.