Revitalisasi Pasar Ujung Murung, Jangan Lupakan Sisi Sejarahnya

0

PASAR Ujung Murung dan Sudimampir sudah menjadi ikon perdagangan di Banjarmasin. Pengunjungnya bukan hanya dari Kalsel, tapi juga dari Kaltim dan Kalteng.

TUNTUTAN peremajaan pasar disuarakan masyarakat agar Pasar Sudimampir dan Ujung Murung kembali hidup.

Wakil ketua DPRD Banjarmasin Budi Wijaya mendukung upaya revitalisasi guna meningkatkan perputaran uang di dua pasar legendaris. “Yang penting konsep pembangunannya jangan sampai meninggalkan model atau bentuk bangunan terdahulu, supaya kesan sejarahnya tetap bisa diingat, karena Pasar Ujung Murung adalah Ikon belanja warga Banjarmasin,” kata politisi PKB ini.

BACA : Meremajakan Pasar Ujung Murung Berarti Menghidupkan Ruh Kota Dagang

Ketika disinggung Pasar Ujung Murung dan Sudimampir Baru masuk Rencana Program Jangka Menengan Daerah Banjarmasin, Budi menjawab, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Banjarmasin hanya menyampaikan program berkaitan dengan pasar secara global, dan tidak ada pembahasan yang lebih spesifik terhadap kedua pasar bersejarah tersebut. “Saya tidak terlalu ingat dengan detail anggaran yang diajukan Disperindag Banjarmasin,” kata Budi.

Ia menuturkan, banyak pasar yang patut untuk direvitalisasi sebab kondisinya yang mulai memprihatinkan. “Jika rencana revitalisasi untuk mensejahterakan pedagang dan untuk kebaikan bersama, DPRD Banjarmasin pasti mendukung,” tegas Budi.

BACA JUGA : Tiga Lokasi Disiapkan untuk Menampung Pedagang Pasar Ujung Murung

Ia menjelaskan, sudah selayaknya kedua pasar legendaris untuk direvitalisasi sebab akan mengembalikan kejayaannya. “Kalau Pasar Ujung Murung dan Sudimampir dipercantik dan diperindah dengan konsep pasar modern, tersedianya lahan parkir kondusif dan tersedianya pelabuhan untuk kapal kecil, maka pasarnya menjadi ikon baru Banjarmasin yang sedap dipandang dari sungai,” beber Budi.

Ia menggarisbawahi, jika direvitalisasi jumlah kios pedagang harus sesuai dengan kapasitas pasar untuk menghindari masalah di kemudian hari.

“Lantai dasar alangkah lebih bagus digunakan untuk lahan parkir agar tidak mengambil bahu jalan dan tidak menambah kesemrautan lalu lintas,” pungkasnya.(jejakrekam)

Penulis Ahmad Husaini
Editor Andi Oktaviani

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.