Pembebasan Lahan Tak Rampung, Penyelesaian Jaringan Irigasi Bendungan Pitap Molor

0

PROYEK lanjutan pembangunan Jaringan Daerah Irigasi (D.I) Pitap sepanjang 31 kilometer yang ditarget akan selesai 2018 ini, kemungkinan tidak dapat terwujud alias molor.

PASALNYA, pembangunan saluran irigasi sekunder yang dilakukan PT Brantas Abipraya-Ashfri Putralora KSO selaku pemegang pengerjaan mega proyek ini, tidak bisa selesai 100% karena ada lahan yang masuk areal pembuatan saluran tersebut, hingga kini belum beres pembebasan lahannya.

Dari data yang dihimpun wartawan di lapangan, setidaknya ada 5 titik pembuatan saluran sekunder yang saat ini dikerjakan belum beres pembebasan lahannya. Sehingga, penyelesaian saluran sekunder pun tidak bisa dilakukan di 5 titik tersebut.

Ke 5 titik lahan yang belum selesai proses pembesan lahan tersebut, 3 titik diantaranya berada di saluran Irigasu Sikontan dan 2 titik lainnya, berada diareal saluran Putan Basiun.

Masih adanya lahan yang belum selesai pembebasannya ini, tidak ditampik PT Brantas Abipraya-Ashfri Putralora KSO melalui Staff Operasi, Medio.

Namun, Staff Operasi PT Brantas Abipraya-Ashfri Putralora KSO ini, tidak mau berkomentar lebih rinci bagaimana terkait adanya lahan yang belum selesai pembebasannya diatas proyek pembangunan saluran sekunder yang tengah dikerjakan pihaknya tersebut.

“Untuk saluran Sikontas kita tinggal cor plat salurannya, sedangkan untuk saluran Putat Basiun akhir bulan November ini kita targetkan selesai. Tapi itu, diluar pembangunan diareal yang belum bebas tersebut,” ungkap Medio saat dimintai komentarnya terkait pelaksanaan penyelesaian proyek saluran Bendungan Pitap ini.

Sebelumnya, saat acara running test atau uji coba pengaliran air dari  Bendungan Pitap ke saluran irigasi sekunder yang digelar bulan bulan April, Kepala Balai Wilayah Sungai II Kalimantan Dwi Purwantoro menyampaikan,diperkirakan proyek irigasi yang dikerjakan sejak 2015 hingga 2018 akan diselesaikan lebih awal  dari waktu yang ditentukan, yaitu di bulan Oktober 2018.

“Kita berencana menyelesaikan lebih awal dari rencana, sehingga kita bisa melakukan pengecekan terhadap proyek yang dibangun, apakah ada kekurangan atau perlu ada yang ditambahkan lagi,” ujarnya saat itu.

Dilain sisi, keberadaan Bendung Pitap sendiri sangat pital bagi perkembangan pertanian di Balangan. Sebab hingga kini, meski memiliki potensi ditambah luasan lahan dan sumber daya manusia yang cukup, namun dunia pertanian Balangan tetap masih kurang maksimal.

Masih kurang maksimalnya pertanian yang menjadi lahan mata pencarian sebagian masyarakat Balangan ini lantaran tidak memadainya irigasi sebagai penunjang keberhasilan bercocok tanam.

Tidak maksimalnya irigasi sebagai kendala pertanian Balangan ini, diakui langsung oleh Kepala dinas Pertanian Kabupaten Balangan Ir Tuhalus.

Menurut Tuhalus, hingga kini di Balangan belum ada irigasi dengan sistem 100 mekanik yang ada hanya setangah mekanik dan itupun hanya dibeberapa wilayah saja dan masih sering kesulitan sumber air baku.

“Tahun 2016 luas areal tanam kita mencapai 41.850 hektare, dimana 28.000 hektare diantaranya merupakan areal persawahan. Dari 28.000 hektare ini hanya sekitar 8.000 hektare yang bisa tanam dua kali dan sisanya tidak bisa lantaran terkendala irigasi,” ujar Tuhalus.

Padahal jika irigasi mumpuni, lanjut dia, maka pertanian khususnya padi bisa digenjot dengan program dua kali sehingga keuntungan petani bisa berlipat ganda dan bisa dijadikan mata pencarian utama.

Tapi lantaran keterbatasan air (irigasi) maka menurut dia, petani tidak bisa dipaksakan melakukan program tanam dua kali sehingga dalam bertani (menanam padi) para petani hanya melakukannya sebagai mata pencarian sampingan.

Makanya, sebut dia, pihaknya berharap  dengan selesai dan beroperasinya Bendungan Pitap nantinya, pertanian akan semakin maju sebab kendala irigasi sudah bisa teratasi.

“Saat ini untuk membantu petani untuk masalah pengairan, kami mengatasinya dengan memberikan bantuan berupa mesin pompa air, pembuatan embung dan perbaikan dan pembuatan irigasi tersier,” katanya.

Sekedar untuk diketahui, jaringan irigasi D.I Pitap ini sendiri meliputi S.S Sikontan, Kecamatan Awayan, dengan panjang saluran 8,4 kilometer, dengan kuota pengairan 555 hektar. S.S Putat Basiun dengan panjang saluran 6,8 kilometer, dengan kuota pengairan untuk 1.393 hektar.

Kecamatan Batumandi meliputi S.S Tariwin panjang saluran 6,8 kilometer, dengan kuota pengairan 219 hektare, S.S Lokbatu dengan panjang saluran 11,8 Km dan kuota pengairan 1.477 hektare, S.S Batumandi, panjang saluran 2,9 km dengan kuota pengairan 1.55 hektare. Saluran Primer dengan panjan 0,475 km dengan kuota 4.144 hektare.(jejakrekam)

Penulis Gian
Editor Fahriza

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.