Kotabaru, Banjar, Banjarbaru Paling Terdampak Demam Berdarah

0

KEPALA Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatran (Kalsel), Syahriani membenarkan secara umum demam berdarah dengue (DBD) di Kalsel cenderung meningkat akibat datangnya musim hujan.

SYAHRIANI mengungkapkan, ada tiga daerah yang terdampak DBD di Kalsel, yakni   Kabupaten Banjar, Kotabaru, dan Banjarbaru. Khusus Banjarbaru, dia menyebut termasuk daerah yang terdampak DBD paling tinggi, karena populasi penduduknya cukup besar, ditambah tingginya intensitas keluar dan masuk manusia di wilayah itu. Selain itu, banyak mahasiswa yang menuntut ilmu di beberapa perguruan tinggi yang ada di Banjarbaru.

“Mereka pulang dan pergi dari kampung halamannya. Kemungkinan mereka tertular dari kampungnya, ketika berada di Banjarbaru,” ujar Syahriani kepada jejakrekam.com, di Banjarmasin, Rabu (14/11/2018).

Sementara, beber dia, frekuensi demam berdarah di Kabupaten Banjar juga cukup tinggi. Di wilayah ini, tercatat sudah ada  21 orang terjangkit per 100 ribu penduduk.

Ia mengatakan, musim hujan mengakibatkan tersedianya tempat berkembang biaknya nyamuk aedes aegypty. “Maka pencegahan demam berdarah harus dilakukan secara proaktif dan bersifat jangka panjang,” ucapnya.

Syahriani mengatakan fogging merupakan pengendalian yang bersifat reaktif, di mana ada kejadian seseorang terjangkit DBD, lalu mengambil tindakan untuk membunuh nyamuk dewasa pembawa virus dengue.

“Efektivitas fogging tergantung pada seberapa banyak insektisida yang masuk ke rumah dan penetrasinya. Pengasapan hanya bersifat temporer yakni bertahan hanya beberapa hari, kemudian nyamuk bisa kembali ke rumah tersebut,” bebernya.

Abate, lanjut Syahriani, bisa dipakai untuk menjadi solusi lebih baik untuk jangka panjang, karena fokus pada upaya agar nyamuk tidak bisa berkembang biak dan menggigit manusia. “Nyamuk dewasa akan lebih sulit dikendalikan karena bersembunyi dengan baik, untuk itu penanganan sebelum nyamuk berkembang biak atau dewasa harus dilakukan,” katanya.

Malah, Syahriani menyebut aktivitas fogging di Kabupaten Banjar sudah dilakukan 100 kali, sedang untuk Banjarbaru sudah dilakukan pembersihan sarang nyamuk secara efektif, demi menangkal tingginya kasus penderitra DBD.(jejakrekam)

Penulis Asyikin
Editor Andi Oktaviani

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.