Jualan Timses Capres-Cawapres Belum Gambarkan Arah Pasti

0

GERAKAN atau gaya jualan tim sukses (timses) kedua pasangan calon presiden RI selama ini dinilai masih belum memberikan gambaran maupun arah pasti melalui program program kerja unggulannya.

PADAHAL di tengah tingginya daya kritis dan makin dewasanya tingkat kesadaran politik. Untuk menentukan pilihan, para timses dapat memilih dan menentukan program unggulan yang akan disuguhkan kepada msyarakat. Jadi, massa pemilih pun tak gamang dan ragu  dalam menentukan pilihan saat berada di kotak suara.

“Cara atau pola timses mengkampanyekan masing-masing calonnya masih belum jelas, dan tak memberikan arah pasti mau dibawa negra ini,” kata dosen ilmu politik ULM Banjarmasin, DR Samahudin Muharram,  Senin, (12/11/208).

Terlebih, kata dia, untuk pemilih di Kalsel, yang menurutnya sudah sangat dinamis dan dewasa merupakan gambaran tingkat memilih masyarakat Kalsel. Rujukan Samahuddin adalah saat  pemilihan gubernur beberapa tahun silam, sudah sangat  cerdas dan memiliki rasionalitas daya pikir tinggi.

“Saya memprediksi pemilih calon presiden dan wakil presiden nanti, tak jauh beda dengan pemilih saat pilgub karena tingkat rasionalitasnya sudah tinggi,” kata Samahuddin.

Mantan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kalsel periode tahun 2010-2015 inipun menambahkan,  pada  17 April  2019 mendatang, banyak pemilih muda atau  yang sudah berusia 17 Tahun.

Atas fenomena itu, kata dia, maka timses perlu mewaspadai eksistensi kaum milenial ini agar disentuh secara signifikan melalui cara dan program kerja yang masuk akal sehat oleh kaum muda,  Seperti memperluas kesempatan dan lapangan  kerja yang dapat  disinergikan dengan dukungan suara yang diinginkan.

Kata Samahuddin, apapun strategi pemanfaatan isu-isu murahan seperti  PKI, agama, kini sulit untuk meraih dukungan. Namun, menurut dia, justru isu positif yang mengusung program kerja nyata seperri perbaikan ekonomi, stabilitas keamanan dan lainnya akan mendapat tempat pada pemiih.

Disinggung kinerja lembaga penyelenggara pemilu yang juga harus memberikan yang terbaik atas terselenggranya pemilu yang baik bagi pemilih, Samahudin tak menampiknya. Dia menyebut masih banyak yang harus dibangun oleh penyelenggra pemilu. Terutama, peningkatan konsensus baik harmonisasi terhadap internal  penyelenggara, kemudian penyelenggara dengan kesekretariatan.

Lebih jauh, Samahuddin mengatakan  menyangkut daftar pemilih yang masih menjadi salah satu masalah yang harus diperbaiki. Termasuk, penentuan tempat memilih bagi masyarakat pada saat di TPS. “Jangan  sampai membingungkan masyarakat pemilih sehingga hak konstitusinya tetap terjamin,” kata penggagas Jaringan Demokrasi Indonesia (JaDI) Kalsel ini.(jejakrekam)

Penulis Ipik Gandamana
Editor Fahriza

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.