Bulan Maulid Tiba, Sempat Anjlok Kini Harga Bawang Merah Alami Kenaikan

0

MEMASUKI bulan Rabiul Awal 1440 Hijriyah yang identik dengan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW dalam masyarakat Banjarmasin, permintaan bahan bumbu masak cukup meningkat dibandingkan bulan-bulan sebelumnya. Harga produk pangan ini pun mengalami kenaikan.

SEJUMLAH pedagang bumbu dapur yang ada di Pasar Harum Manis, Banjarmasin pun mulai kebanjiran permintaan dari para pembeli. Pemilik toko Berkah, H Tajuddin Noor, mengungkapkan memasuki bulan Maulid atau bertepatan di awal November 2018 ini, harga-harga bahan bumbu dapur, sedikit tergerek harga.

“Dulu harga lombok merah berkisar Rp 58 ribu per kilogram. Sekarang, sudah naik jadi Rp 60 ribu per kilogram. Ya, ada kenaikan sekitar Rp 2.000,” ucap Tajuddin Noor kepada jejakrekam.com, Senin (12/11/2018).

Kenaikan juga dialami bawang merah. Menurut pedagang bawang merah di Pasar Lima Banjarmasin, H Muhammad Noor terjadi kenaikan harga mencapai Rp 5 ribu per kilogram. “Sebelumnya, harga bawang merah asal Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) sempat anjlok sebelum memasuki November, hanya Rp 7.000 per kilogram. Sekarang, harganya sudah tembus Rp 12 ribu per kilogram,” kata Muhammad Noor.

Ia mengakui para pedagang sempat merugi, akibat anjloknya harga bawang merah dan putih. Sementara, beber dia, ongkos transportasi untuk mendatangkan bawang merah dan putih dari daerah penghasil masih terbilang tinggi.

“Anjloknya harga bawang merah dan putih, karena hampir seluruh daerah penghasil memasuki panen raya. Bahkan, gara-gara anjloknya harga bawang merah, para petani sempat menggelar aksi demonstrasi. Ini juga berpengaruh terhadap harga bawang merah yang ada di Banjarmasin,” paparnya.

Ditambahkan H Yusuf, pedagang bawang lainnya di Pasar Lima Banjarmasin. Menurut dia, penurunan harga bawang merah juga akibat banyaknya pasokan bahan bumbu masak ini ke pasaran. “Sebelumnya harga bawang merah mencapai Rp 18 ribu per kilogram. Sekarang, hanya dijual Rp 12 ribu per kilogram,” tutur Yusuf.

Diakui Yusuf, permintaan bahan bumbu masakan khususnya menyambut bulan Maulid Nabi Muhammad SAW yang menjadi tradisi di masyarakat Banjar, mengalami kenaikan. Hanya saja, Yusuf mengatakan kebanyakan bawang merah dan putih masih didatangkan dari luar Kalsel.

Ia juga menyarankan untuk memenuhi kebutuhan pasar di Indonesia, sebaiknya agar bawang putih ditanam sendiri di dalam negeri. “Kita memang masih ketergantungan dengan bawang putih yang didatangkan dari India dan China,” imbuhnya.(jejakrekam)

Penulis Sirajuddin
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.