Tretan Muslim, Coki Pardede, dan Penghinaan Agama Komika yang Berulang

Oleh: Paulina

0

VIDEO Tretan Muslim dan Coki Pardede yang memasak babi dicampur kurma sedang menjadi sorotan. Mereka dituding menistakan agama karena konten yang dibuat dalam saluran YouTube Tretan.

VIDEO memasak itu sendiri terlihat sudah tak ada dalam list channel Tretan Muslim. Namun ada satu akun YouTube yang menampilkan rekaman tersebut berdurasi 20 menit lebih.

Dalam video, Tretan di antaranya berkata, “Untuk pertama kalinya dalam hidup saya melihat daging babi. Nggak bau ya (pas cium daging babi). Coba kita dengarkan, neraka, neraka, api neraka, babi ini neraka. Saya akan memasak daging babi. Ini keren ya seorang chef memasak tanpa dicicipi. Kalau orang Islam bagian terbaik dari babi, dibuang. Tidak ada yang terbaik dari alharamin. Karena daging babi haram, kita akan campurin unsur-unsur Arab, kurma dan madu. Sangat Arab, sangat Timur Tengah sekali. Kira-kira apa yang terjadi makanan haram babi ini dicampur dengan makanan barokah dari kurma dan madu,” ucap Muslim dalam vlognya. (detik.com)

Video yang dibuat Tretan Mulim dan Coki Pardede tersebut membuat kisruh. Mereka memutuskan untuk hengkang dari Majelis Lucu Indonesia. Hal ini diungkapkan keduanya dalam video Debat Kusir – Episode Terakhir dimana keduanya menyampaikan permintaan maaf.

Dalam akun Instagramnya, ust. Felix Siaw menceritakan di Amerika yang diklaim asalnya, stand-up comedy memang menjadi media kritik sosial, selain ditujukan untuk menghilangkan ketegangan. Para comedian itu lalu menjadikan joke (gurauan) mereka jadi semisal edukasi sosial, tentang isu-isu yang mereka anggap salah.

Kita tahu, kebanyakan orang Amerika tak percaya Tuhan, atau tak percaya agama, maka sebagian besar komedian pun begitu, jiwa seni mereka menolak dibatasi agama. Tak jarang mereka jadikan agama sebagai bahan olok-olokan lalu ditertawakan bersama-sama, tentu Kristen dan gerejawan adalah menu utama mereka. Mereka menganggap, agama adalah sumber masalah, yang menyebabkan manusia jadi tidak maju, pembodohan terhadap manusia dengan doktrin-doktrinnya. Sebab bagi kebanyakan komedian, adalah absurd untuk percaya pada agama, bahkan bodoh. Mereka banyak mendewa-dewakan sains dan kemanusiaan.

Mereka dikenal dengan “Black Comedian”, bukan karena kulit mereka hitam, tapi materinya dianggap “hitam”, yaitu bicarakan yang tabu dan menghina agama. Karena itu tak heran, kebanyakan stand-up comedian di Indonesia memiliki paham yang sama, kiblatnya sama, hanya tak sebebas orang Amerika dalam mengekspresikan.

Penghinaan terhadap agama Islam kembali terjadi.  Kali ini kembali lewat stand up komedi. Kita masih ingat pada saat Joshua Suherman dahulu. Dalam stand up comedi dulu menampilkan Joshua Suherman berkomentar soal anggota Cherrybelle, Cherly, yang dianggap selalu kalah pamor oleh anggota lain, Anissa, karena faktor agama “mayoritas yang selalu menang”.

Begini lawakan lengkapnya “Dan yang gue bingung adalah Cherly ini walaupun Leader, dia gagal memanfaatkan kepemimpinannya untuk mendulang popularitas untuk dirinya sendiri, terbukti jaman dulu semua laki-laki tertujunya pada Annisa. Annisa, Annisa.. semuanya Annisa. Skill nyanyi, ya tipis-tipis ya kan. Skill ngedance ya tipis-tipis. Cantik, relatif ya kan. Kenapa gue mikir? Kenapa Annisa selalu unggul dari Cherly. Haah sekarang gw ketemu jawabannya. Makanya Che.. Islam. Karena di Indonesia ini ada satu hal yang tidak bisa dikalahkan dengan bakat sebesar apapun Mayoritas, mayoritas. Saya Joshua Suherman.”

Penistaan agama di negeri ini seolah tidak ada akhirnya, dan umat islam dalam hal ini selalu menjadi korbannya. Sungguh jika dibiarkan berlarut-larut tanpa ada solusi yang tepat untuk masalah ini, maka negeri ini akan terus dihantui perselisihan dan rasa tidak aman. Dan penistaan agama tetap akan terus terjadi selama akar masalah di negeri ini tidak dipecahkan.

Allah berfirman dalam QS Al An’am ayat 68-69 : “Dan apabila kamu melihat orang memperolok-olok ayat-ayat Kami, maka tinggalkanlah mereka sehingga mereka membicarakan pembicaraan yang lain. Dan jika setan menjadikan kamu lupa (akan larangan ini), maka janganlah kamu duduk bersama orang-orang yang zalim itu sesudah teringat (akan larangan itu). Dan tidak ada pertanggungjawaban sedikit pun atas orang-orang yang bertakwa terhadap dosa mereka, tetapi (kewajiban mereka ialah) mengingatkan agar mereka bertakwa”.

Sesungguhnya penyebab utama dari berbagai kerusakan di negeri ini termasuk kekacauan antar umat beragama adalah akibat dari sistem yang sudah rusak. Sistem liberal pada negeri ini penyebab utamanya. Dengan menjadikan agama hanya untuk ranah ibadah saja, tidak untuk mengatur kehidupan menyeluruh manusia. Padahal bagi seorang muslim sudah seharusnya menjalankan syariat Islam secara menyeluruh (kaffah) dalam kehidupannya. Islam lengkap mengatur seluruh aspek kehidupan manusia baik dari sisi ekonomi, budaya, politik dan aspek-aspek lainnya. Dengan menerapkan syariat Islam secara kaffah dalam kehidupan kita juga adalah bentuk keimanan kita kepada Allah SWT.

Dengan Islam kaffah, negara mampu mencegah adanya berbagai kasus penistaan agama karena sanksinya tegas dalam Islam sehingga menimbulkan efek jera bagi yang melakukannya dan menjadi pembelajaran bagi pihak lain yang ingin melakukannya. Jumhur ulama berpendapat bahwa pelaku penghinaan dinyatakan kafir dan sanksinya adalah hukuman mati. Dan bagi kaum muslim sendiri Islam juga melarang dengan tegas untuk tidak melakukan penistaan terhadap agama lain.

Penulis adalah pengajar di Tanjung, Kabupaten Tabalong

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.