Desa Pejambuan Sungai Tabuk Dikembangkan Jadi Sentral Bawang Merah

0

INFLASI kerap dipengaruhi harga bawang merah. Komoditas pertanian ini juga memiliki nilai ekonomis yang tinggi, karena menjadi bahan utama bumbu masak sehingga pembudidayaan dan pengembangan dibidik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banjar.

KABUPATEN Banjar ingin tak hanya menjadi lumbung padi Kalimantan Selatan, namun juga sebagai daerah pemasok bawang merah. Komoditas sayuran yang termasuk dalam kelompok rempah ini dikembangkan di Desa Pejambuan, Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar.

Bupati Banjar H Khalilurrahman turut mengawali pengembangan varietas bawang merah Bima Brebes ini dengan ikut tanam perdana, bersama Kepala Dinas Pertanian dan Holtikultura Kabupaten Banjar M Fachry, serta pejabat lainnya di Desa Pejambuan, Selasa (30/10/2018).

Bibit-bibit unggul bawang ditanam dan diolah dengan sistem pertanian yang agak modern. Bupati Banjar H Khalilurrahman pun berharap julukan daerahnya sebagai lumbung padi, bisa bertambah lagi dengan adanya desa sentral bawang merah di Desa Pejambuan.

“Dengan dikembangkan penanaman bawang merah dan sudah terbukti berhasil, maka Kabupaten Banjar tadi hanya lumbung padi, tetapi lumbung pangan,” tegas Guru Khalil sapaan akrabnya.

Terpisah, Kepala Seksi Holtikulura Dinas Pertanian dan Holtikultura Kabupaten Banjar Rizali Hadi mengungkapkan dalam setiap satu hektare lahan nantinya bisa menghasilkan sedikitnya 8 ton bawang merah.

“Untuk masa tanam bawang merah hingga panen, maksimal selama 70 hari. Kalau sudah memasuki usia 60 hari, sudah layak panen. Namun, bawang merah di usia 70 hari lebih pas untuk dipanen,” tutur Rizali Hadi.

Selain di Desa Pejambuan, Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar yang pengembangan budidaya bawang merah diserahkan ke Kelompok Tani Bina Guna. Kementerian Pertanian melalui Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Kalsel melalui skema sharing APBN dan APBD juga menyerahkan paket bantuan berupa benih bawang merah varietas Bima Beres sebanyak 800 kilogram per hektare.

Ditambah, penumbuh berupa PlantGrowth Promoting Rhizobacteria (PGPR) 100 liter per hektare dan Tricokompos 1.000 kilogram per hektare. Sisanya, diadakan swadaya petani melalui kelompok tani.

Sentra pengembangan budidaya bawang merah juga dipusatkan di  di Kecamatan Simpang Empat seluas dua hektare dan Sungai Pinang dipatok satu hektare.

Bawang merah varietas Bima Brebes yang dikembangkan di tiga kecamatan di Kabupaten Banjar dengan kuntor persawahan dataran rendah dianggap layak menjadi sentral penembangan komoditas sayuran, terutama saat ditanam di musim kemarau.(jejakrekam)

 

 

 

 

 

Penulis Syahminan
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.