Nadjmi Ingin Banjarbaru Jadi Kiblat Kesenian

0

TERSTEMPELNYA Kota Banjarbaru sebagai pusat pemerintahan dan jasa, tidak membuat daerah yang berjuluk Kota Idaman ini kering dengan produk kesenian dan kebudayaan. Bahkan, Walikota Banjarbaru, Nadjmi Adhani menilai sudah saatnya wilayah yang dia pimpin naik kelas menjadi ibukota kesenian dan kebudayaan Kalimantan Selatan.

BUKAN tanpa alasan, menurut Nadjmi Pemkot Banjarbaru sampai sekarang cukup getol mendukung dan memfasilitasi kegiatan seni budaya. Baik yang diprakarsai oleh seniman senior maupun junior.

Soal wadah berkreasi, Nadjmi mengklaim Banjarbaru tidak kekurangan tempat. Ambil contoh, Hutan Pinus Mentaos atau Taman Air Mancur Minggu Raya. Bahkan, Mes L yang dulunya terbengkelai sekarang sedang dipersiapkan untuk aktif kembali sebagai wadah berekspresi kesenian.

“Kalau membandingkan kegiatan kesenian dan kebudayaan daerah lain, yang terbanyak adalah justru kota Banjarbaru yang tumbuh subur,” klaimnya saat diwawancarai setelah Soundscape Of Gurindam di Hutan Pinus Kota Banjarbaru, Sabtu (27/10/2018).

Agenda paling terbaru, Nadjmi mengatakan pemerintah kota bakal mengulangi kesuksesan Banjarbaru Rainy Day Literary Festival 2017 pada tanggal 30 November hingga 2 Desember 2018 mendatang di Hutan Pinus Mentaos. Acara pembacaan puisi terbesar di Kota Idaman ini rencana mendatangkan ribuan penyair hingga level internasional.

“Nah, sudah sepantasnya Banjarbaru menjadi kiblatnya kesenian dan kebudayaan Banua mengingat gairah yang begitu hidup di kalangan seniman berkesenian di kota idaman,” imbuhnya.

Sementara Ketua DPRD Kota Banjarbaru, AR Iwansyah tidak setengah-setengah mendukung upaya Pemkot menjadikan Banjarbaru kiblat kesenian dan kebudayaan banua dengan cara wakil rakyat menyetujui anggaran pembangunan fasilitas penunjang keseniaan dan kebudayaan. “Komunikasi kita dengan seniman dan budayawan hangat dan cair,” terang Politisi Partai Golkar ini.

Kedepan kota Idaman, lanjutnya akan menjadi tujuan pelancong dari dalam dan luar negeri untuk menikmati aktivitas kesenian dan kebudayaan.

“Dengan beragamnya aktivitas kesenian dan kebudayaan sedikit banyak akan menyumbang pendapatan daerah. Untuk itu kita tidak akan setengah-tengah,” pungkas Iwan. (jejakrekam)

Penulis Ahmad Husaini
Editor Fahriza

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.