Tolak Kebijakan Menteri ESDM, Aliansi Meratus Jilid II Dibentuk

0

AKSI penggalangan dukungan untuk menolak rencana eksploitasi Pegunungan Meratus melalui izin yang dikeluarkan Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) di Pegunungan Meratus, makin membesar. Dimotori Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Kalsel, sejumlah elemen organisasi pergerakan pun bergabung dalam Aliansi Meratus Jilid II.

PENOLAKAN majelis hakim PTUN Jakarta atas gugatan pengujian surat keputusan (SK) Menteri ESDM yang mengizinkan PT Mantimin Coal Mining (MCM) menambang di Pegunungan Meratus di tiga kabupaten, yakni Hulu Sungai Tengah (HST), Balangan dan Tabalong, Walhi Kalsel bersama elemen lainnya membentuk Aliansi Meratus Jilid II.

Isu perlawanan pun dipusatkan pada penyelamatan Meratus, pencabutan izin MCM, penyelamatan rimba terakhir, serta atap Kalsel. Direktur Eksekutif Walhi Kalsel, Kisworo Dwi Cahyono bersama elemen lainnya akan menggelar aksi unjuk rasa di halaman kantor Gubernur Kalsel, Banjarbaru, Minggu (28/10/2018) pukul 06.00-selesai.

Elemen yang turut dalam garda perlawanan terdiri dari Mapala Gramine Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Elsisk, LPMA, GMNI, Kerukunan Mahasiswa Murakata Banjarmasin, Gembuk HST, Perkumpulan Dayak Meratus (Kumdatus), Dayak Kalimantan Bersatu (DKB), Jimka, LA2M, KAMMI, Mapala Sylvia, HMI, IMM, Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN), Komunitas Sumpit, PMII, Yayasan Cakrawala Hijau Borneo, LK3 dan elemen lainnya.

Ketua PMII Kalsel Ramli Jauhari mengatakan bergabung dalam Aliansi Meratus II untuk menyelamatkan Pegunungan Meratus dari aktivitas pertambangan yang akan mengancam lingkungan.

Adenansi, salah satu pentolan Aliansi Meratus Jilid I pun menyambut terbentuknya gerakan elemen mahasiswa, aktivis dan akademisi yang melakukan perlawanan terhadap hegemoni pertambangan di Kalsel.

“Bicara Meratus, maka berarti bicara penyelamatan lingkungan Pegunungan Meratus yang membentang dari Kotabaru hingga ke Kalimantan Timur. Hanya, Banjarmasin, Barito Kuala (Batola) dan Hulu Sungai Utara (HSU) yang tak dilewati Pegunungan Meratus,” papar Adenansi.

Direktur Eksekutif Walhi Kalsel, Kisworo Dwi Cahyono pun berharap dengan menyatunya seluruh elemen pergerakan di Kalimantan Selatan, maka bisa makin memperkuat daya gedor upaya penyelamatan Pegunungan Meratus dari ancaman pertambangan yang sudah di ambang mata.(jejakrekam)

 

 

 

Penulis Ahmad Husaini
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.