Sajian Kopi Asli Dusun Prawira untuk Palu dan Donggala

0

KENDATI turut menjadi korban bencana gempa dan tsunami tak membuat masyarakat di Sulawesi Tengah, khususnya Palu dan Donggala berpangku tangan kepada para donatur.

EMPATI dan kepedulian terhadap sesama korban bencana alam yang telah merenggut ribuan korban jiwa ini ditunjukkan warga dari Dusun Prawira di Kabupaten Lombok Utara. Dusun ini merupakan salah satu wilayah yang paling parah terkena dampak gempa sebab hampir semua rumah roboh.

Berbagai upaya rehabilitasi pasca gempa terus dilakukan. Misalnya, perbaikan sistem saluran air bersih, masjid bambu, klinik lapangan, dan trauma healing, telah dilakukan guna membangkitkan semangat warga.

 

Ingatan bagaimana dashyatnya gempa itu masih begitu membekas dikenangan Ketut. Di tengah proses pemulihan dari bencana gempa Lombok, mereka masih berusaha untuk memberikan bantuan. Ditengah puing-puing reruntuhan Ketut dan Ni Ngah Prawira salah satu warga dusun Prawirwa mengaduk kopi di wajan yang rencananya dikirim untuk relawan dan kepada korban gempa dan tsunami di Palu dan Donggala.

“Kami sudah lebih dulu merasakan bencana gempa. Kami tahu bagaimana rasanya. Karena itu, kami ingin membantu semampu kami untuk meringankan beban saudara-saudara kami di Palu yang terkena bencana gempa bumi dan tsunami. Setelah kopi ini sudah jadi saya ingin mengirim melalui aksi cepat tanggap (ACT) sedikit bantuan dari kami kepada masyarakat Palu dan relawan disana”, ucap Ni Ngah Citra salah satu korban gempa.

Ketut dan ni ngah citra warga yang terdampak gempa merasakan bagaimana pedihnya kehilangan tempat tinggal dan harta benda.

“Ketika musibah gempa terjadi kami banyak dibantu salah satunya dari Aksi Cepat Tanggap (ACT). Kami juga merasakan apa yang dirasakan oleh masyarakat Palu dan Donggala” tutur Ni Ngah Citra dengan nada sedih.

Ia menuturkan, ditempatnya duduk adalah halaman rumahnya, tak jauh dari dapur umum ACT terlihat rumah yang sudah rata dengan tanah disanalah rumah Ni Ngah Citra tinggal. Ia bersyukur dibantu banyak oleh relawan Aksi Cepat Tanggap untuk bangkit kembali dari keterpurukan.

“Kami memang tidak bisa membantu banyak hanya 5 kilo kopi asli Lombok yang bisa kami berikan, setidaknya apa yang kami berikan bisa mengurangi beban masyarakat Palu dan Donggala,” terang Ibu Ni Ngah Citra.(jejakrekam)

Penulis Akhmad Husaini
Editor Fahriza

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.