Terharu Dikunjungi Walikota Ibnu, Korban Gempa Palu Mengaku Masih Trauma

0

PARA korban gempa bumi dan tsunami asal Donggala dan Palu, Sulawesi Tengah memilih mengungsi ke Banjarmasin. Kini, mereka tinggal di eks PAUD, Jalan Cempaka XII, Kelurahan Mawar, Banjarmasin Tengah atas permintaan keluarganya yang sudah lama menetap di ibukota Provinsi Kalimantan Selatan ini.

WALIKOTA Banjarmasin Ibnu Sina bertandang dan mengunjungi korban gempa dan tsunami Kota Palu dan Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah yang mengungsi di Banjarmasin, Senin (15/10/2018).

Bukan tanpa alasan, kedatangan Walikota Ibnu Sina ini menyampaikan ucapan duka yang menimpa Ibu Suarna Tanjung (58 tahun) bersama delapan anggota keluarganya.

Ia menyatakan dalam dua pekan, Pemkot Banjarmasin mengizinkan masyarakat maupun ormas untuk menggalang bantuan bagi korban bencana di Sulawesi Tengah.

Selain itu, beber Ibnu Sina, Pemkot Banjarmasin berencana menyalurkan bantuan ke lokasi terdampak bencana. Namun, menurutnya, di Banjarmasin, ternyata  ada sebagian warga Palu yang mengungsi guna menenangkan diri atas permintaan dari keluarganya yang berada di Banjarmasin.

“Atas pertimbangan itu, kami akan mengutamakan bantuan bagi korban yang mengungsi di Banjarmasin,” kata mantan Ketua DPW PKS Kalsel ini.

Menurut Ibnu Sina, tentunya masyarakat bersama pemerintah kota akan bisa meringankan beban yang menimpa keluarga korban.  “Apalagi, para korban juga menyampaikan kondisi daerah pascagempa dan tsunami yang begitu luar biasa dahsyatnya. Mungkin ini ujian dari Allah SWT,” ucap Ibnu Sina.

Mantan anggota DPRD Kalsel ini berharap hal ini bisa jadi pelajaran bagi warga Banjarmasin, di samping bisa menyalurkan bantuan kemanusiaan bagi korban gempa dan tsunami di Kota Palu. “Tapi, korban gempa dan tsunami yang mengungsi di Banjarmasin ini juga berhak untuk dibantu,” tegas Ibnu Sina.

Sementara itu, Suarna Tanjung, warga Palu yang memilih mengungsi di Banajrmasin tak bisa menutupi keharuannya saat Walikota Ibnu Sina berkunjung ke tempat pengungsiannya.

Ia mengaku sempat ke belakang, karena tak ingin  menangis terharu di hadapan orang nomor satu di Balai Kota Banjarmasin itu. “Tak bisa saya ungkapkan dengan mulut. Apalagi sampai Pak Walikota datang ke sini. Tentunya sedih dan terharu,” ucapnya.

Selama hampir sepekan lebih menetap, Suarna mengaku masih trauma. Ini ketika mengingat apa yang dialaminya di Palu. Apalagi, keluarganya masih memilih bertahan di ibukota Sulteng, pascagempa.

Suarna mengatakan, belum mengetahui kapan bisa kembali lagi ke Palu. Ini mengingat dari informasi keluarganya di Palu, masih goyang-goyang. Suarna mengaku justru disarankan keluarganya untuk menetap sementara di Banjarmasin, sembari menunggu kondisi Palu lebih membaik lagi.(jejakrekam)

Penulis Arpawi
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.