38 Foto Lumba Bakudak Dipamerkan, Ibnu Sina Kritik Tema Smart City Masih Kurang

0

SEBANYAK 38 karya foto yang lolos seleksi Lumba Bakudak yang digeber Press Room dipamerkan dalam rangkaian peringatan Hari Jadi Kota Banjarmasin ke-492 di lobi Balai Kota, Jalan RE Martadinata, Senin (8/10/2018).

KETUA Pelaksana Lumba Bakudak Hamdani mengungkapkan, dalam perlombaan fotografi ini ada dua kategori yang dinilai. Yakni, DSLR/mirrorless dan smartphone. Terkumpul sebanyak 180 foto hasil jepretan 60 peserta. Total hadiah yang diperebutkan sebanyak Rp 16 juta.

“Dari 180 foto ini, kami seleksi sesuai tema, hingga terkumpul sebanyak 38 karya untuk kami ajukan pada dewan juri,” ucap jebolan SI Fakultas Teknik Informatika Uniska ini kepada wartawan.

Wartawan media cetak ini mengucapkan terimakasih atas partisipasi fotografer di Banjarmasin dalam meramaikan kegiatan perdana yang digelar oleh press room ini.

Adapun hasil penjurian kategori DSLR/mirrorless disabet Arif Setiawan sebagai juara I, disusul Bayu Pratama dan Iman Satria sebagai juara II dan III. Sedangkan kategori smartphone juara 1 diraih oleh Hendra, juara 2 kepada Dipo Airlangga, dan juara 3 diraih Taufik Hidayat.

Senada dengan Hamdani, Walikota Ibnu Sina mengucapkan terimakasih atas suksesnya Lumba Bakudak yang dihelat Press Room Pemkot Banjarmasin yang diikuti fotografer amatir maupun profesional. Apalagi, tema foto adalah menangkap Kota Seribu Sungai dari sudut pandang fotografi.

Ia berandai, apabila lomba ini dibuka secara luas, tentunya animo untuk keikutsertaan dari masyarakat makin bertambah. Ini mengingat hampir setiap orang memiliki smartphone untuk mengabadikan momen. “Di mana-mana apabila ada momen bagus tinggal jepret,” ujarnya.

Dari hasil fotografi ini, Ibnu Sina menyatakan Pemkot Banjarmasin memiliki hak untuk menggunakan dalam media publikasinya sebagai wujud penghargaan kepada sang fotografer dalam menangkap sudut kota di Banjarmasin.

Namun, Ibnu seakan belum puas atas hasil fotografer di Banjarmasin mengenai tiga tema yang dilombakan. Di antaranya, kota sungai, ekonomi kreatif dan smartcity.

Mantan Ketua DPW PKS Kalsel ini mengatakan dari hasil yang dinilainya lebih berfokus pada kota sungai dan ekonomi kreatif.  Sedangkan untuk smartcity diakui Ibnu Sina, justru belum maksimal.

Ibnu menjelaskan, smartcity ini lebih berbasis kemudahan pada pelayanan publik. Termasuk kegiatan pemkot yang sengaja menampilkan konten-konten digital.  “Ambil contoh,  dengan mengunduh aplikasi Palui untuk pelayanan di tingkat kelurahan. itu bisa ditangkap,” ucapnya.

Kemudian, beber dia, salah satu yang perlu ditonjolkan dari smartcity, yakni smart energy yang berhasil memanfaatkan gas metan pada tempat pembuangan akhir (TPA) untuk disalurkan ke rumah-rumah warga.

Tak hanya itu, smart living bisa dijadikan objek foto mengenai tempat yang digunakan hangout ataupun bersantai dengan ditunjang fasilitas Wifi dalam mengakses internet.

“Termasuk, dalam bertransaksi, kenapa gak diambil ketika bayar di hotel, restoran dengan menggunakan program smartcity kita, seperti e-PBB,” pungkasnya.(jejakrekam)

Penulis Arpawi
Editor Fahriza

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.