Relawan MRI ACT Kalsel Bantu Palu dan Donggala

0

RIBUAN warga Palu meratap pilu setelah gempa dan tsunami menerjang sepekan yang lalu. Meratakan rumah dengan tanah. Ribuan telah ditemukan jadi korban, selebihnya masih dalam pencarian. Ada yang melarikan diri ke gunung, ada pula yang berjalan berkilo meter demi sesuap makanan.

KEPRIHATINAN terhadap nasib saudara sebangsa di Palu menjadi motivasi besar bagi para relawan asal Banua yang tergabung dalam MRI ACT Kalsel. Pada Minggu (7/10) petang, lima relawan akhirnya diutus untuk membantu Palu – Donggala. Kelima relawan itu adalah Muhammad Riadi, Rima Nur Anjani, Bagus Setiawan, Muhammad Fiqri Wahyudi, dan Nurul Yaqin.

Rima Nur Anjani yang merupakan relawan perempuan satu-satunya mengaku bersyukur karena telah diberi kesempatan untuk terjun langsung membantu korban bencana di Palu – Donggala. “Alhamdulillah, terimakasih atas kepercayaan yang telah diberikan. Sejak awal, tekad dan niat Saya sudah bulat, Alhamdulillah dimudahkan segala urusan untuk keberangkatan mulai dari izin orang tua sampai kampus,”ucap mahasiswi Psikologi Fakultas Kedokteran ULM itu.

Menjadi relawan bencana menjadi pengalaman pertama baginya. “Sebelumnya hanya pernah menjadi relawan musibah kebakaran rumah dan lahan,” imbuhnya.

Muhammad Riadi selaku ketua rombongan menyampaikan bahwa para relawan yang diberangkatkan adalah yang memiliki keahlian rescue, pertolongan pertama, manajemen posko dan shelter. “Kami berharap dapat memberikan yang terbaik untuk korban terdampak gempa. Kami mohon iringan doa agar kembali dengan selamat dan ke depan bisa mengabdikan diri untuk Banua,” ujarnya.

Melihat kondisi masih dalam fase darurat, Riadi mengaku telah mempersiapkan perlengkapan pribadi selengkapnya. “Saya bawa baju, obat-obatan, senter, alat mandi, juga alat pelindung diri (APD),” ucap lelaki bertubuh ramping itu.

Rencananya, para relawan diberangkatkan dari Banjarmasin menuju Kota Makasar, Sulawesi Selatan. Kota Makasar atau tepatnya Kantor ACT Sulawesi Selatan menjadi titik pertemuan dan pemberangkatan awal seluruh Tim MRI yang bergerak menuju Palu.

Sementara itu, Koordinator Relawan ACT Kalsel Muhammad Ilyas menjelaskan bahwa pemberangkatan relawan tersebut dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tenaga di lokasi bencana. “Cakupan wilayah aksi yang demikian luas, tentu membutuhkan energi yang besar dan jumlah personel yang mencukupi. Mereka akan bertugas minimal selama dua minggu. Semoga anggota MRI ACT Kalsel mampu berkontribusi maksimal untuk Palu – Donggala,” ucapnya saat melepas para relawan di Bandara Syamsudin Noor, Banjarmasin.

Ilyas juga berharap agar para relawan senantiasa bersemangat seperti semboyan rakyat Kalsel yaitu Waja Sampai Kaputing yang artinya tetap bersemangat dan kuat bagaikan baja dari awal sampai akhir.(jejakrekam)

Penulis Rilis
Editor Fahriza

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.