PDAM Bandarmasih Berlakukan Suplai Air Leding Bergantian 12 Jam

0

SERBUAN air laut yang memasuki Sungai Martapura, terutama di titik pengambilan air baku Intake Sungai Bilu, selalu fluktuatif setiap jam. Intrusi air asin pun mengikuti pasang surut air di Sungai Martapura. Dalam pengamatan, durasi intrusi air laut bisa terjadi delapan jam, tergantung tinggi rendahnya air sungai.

TERHITUNG sejak 30 September 2018, PDAM Bandarmasih memilih menghentikan operasional produksi air bersih di Intake Sungai Bilu. Ini dikarenakan, intrusi air laut sudah melewati ambang batas normal yang hanya 250 mg/liter ini menjadi 1.700 mg/liter

Direktur Umum PDAM Bandarmasih Yudha Achmadi mengungkapkan, selama masih di bawah 250 mg/liter itu masih bisa dioperasikan dan diambil dari Intake Sei Bilu.

Namun, beber dia, begitu sudah melebihi dari 250 mg/liter sampai 1.700 mg/liter, tentunya Intake Sei Bilu terpaksa dihentikan. “Untuk produksi IPA Achmad Yani masih tetap beroperasi.  Air banyak disuplai dari Intake Sei Tabuk,” kata Yudha Achmad kepada wartawan, Rabu (3/10/2018).

Ia menjamin pengolahan air di IPA Achmad Yani masih tetap beroperasi, meski kapasitasnya tak senormal ketika bisa dipasok Intake Sungai Bilu.

“Kalau biasanya, kita operasi dari 1.800 liter kubik, ada kemungkinan di bawahnya sampai 1.600 liter kubik. Karena kemampuan kita di Sei Tabuk juga terbatas yang terbagi dua, baik itu dari IPA Pramuka maupun IPA Achmad Yani,” ujar mantan Direktur Teknik PDAM Bandarmasih ini.

Menurut Yudha, akibat ampak produksi berkurang, akhirnya PDAM tidak bisa beroperasi secara 24 jam. Imbasnya, pendistribusian air leding menjadi berkurang, terkadang mati total untuk wilayah pelayanan paling ujung.

Untuk itu, Yudha mengimbau agar warga khususnya pelanggan menyediakan penampungan air seperti tandon serta berhemat air secukupnya di musim kemarau.

Dijelaskan Yudha, untuk kekurangan debit distribusi air dengan tak beroperasinya Intake Sungai Bilu mencapai 200 meter kubik. “Jadi, 1.600 meter kubik saja yang disuplai ke pelanggan. Ya, persentase penurunannya sekitar 20 persen. Apabila, mati total bisa 30 persen,” katanya.

Agar air tetap mengalir, Yudha mengatakan PDAM Bandarmasin menerapkan kebijakan pengaliran air leding secara bergantian selama 12 jam. “Misalnya, 12 jam di wilayah Banjarmasin Barat dan Utara. Ini hanya dalam musim kemarau,” kata Yudha.

Ia memastikan dalam dua tahun ke depan, ketika sarana dan prasarana PDAM Bandarmasih sudah terbangun, permasalahan kekurangan pasokan air baku tidak akan terjadi lagi. Terutama, pembangunan embung di kawasan Sungai Tabuk sebagai penampungan air, saat di musim kemarau seperti sekarang.(jejakrekam)

 

Penulis Arpawi
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.