Saat Dilantik Said Aqil Siradj, Pengurus PWNU Kalsel akan Pakai Sarung Hijau

0

TRADISI prosesi pelantikan ratusan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Kalsel masa khidmat 2018-2023, yang biasanya dihelat di pondok pesantren atau Gedung Dakwah NU di Jalan Achmad Yani Km 12,5 Gambut, kini bergeser ke Mahligai Pancasila.

DIAGENDAKAN pada Senin (1/10/2018), Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj yang akan melantik ratusan pengurus dari syuriah, tanfidz, a’wan, mutasyar, serta lainnya. Usai pelantikan akan dilanjutkan dengan Musyawarah Kerja Wilayah (Mukerwil) I NU Kalsel guna menyusun agenda dan program kerja kepengurusan ormas Islam ini.

Para personel PWNU Kalsel ini telah dipilih oleh para formatur hasil Konferensi Wilayah (Konferwil) di Gedung Dakwah NU Kalsel, pada 22-24 Desember 2017 lalu.

Menariknya, jika biasanya tradisi di ormas Islam ini prosesi pelantikan dihelat di pondok pesantren atau berpusat di Gedung Dakwah NU di Gambut, Kabupaten Banjar, ternyata kini berada ‘areal pemerintahan’. Tepatnya, di Mahligai Pancasila.

Katib Syuriah PWNU Kalsel HM Syarbani Haira mengakui dengan terpilihnya Abdul Haris Makkie sebagai ketua tanfidziyah yang juga Sekdaprov Kalimantan Selatan, didampingi aktivis muda berlatar belakang lingkungan Berry Nahdian Furqan, maka prosesi pelantikan bisa digelar di mana saja.

“Ya, kebetulan saja sekarang di Mahligai Pancasila yang berada di wilayah Rumah Jabatan Gubernur Kalsel,” kata Syarbani Haira saat dikontak jejakrekam.com, Jumat (28/9/2018).

Rektor Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Kalsel ini meminta agar seluruh pengurus PWNU Kalsel yang akan dilantik massal, mengajak keluarga dan anak-anak mereka untuk merasakan ruh ke-NU-an.

“Ini serius agar anak-anak dan istri kita serta keluarga memiliki emosional ke-NU-an. Sebagaimana yang pernah ditanamkan oleh tokoh-tokoh NU tempo dulu,” kata Syarbani Haira.

Senada itu, salah satu panitia pelantikan pengurus PWNU Kalsel, Fathul Ilmi juga berharap agar para pengurus yang dilantik pada Senin (1/10/2018) nanti, tak hanya mengenakan seragam khas NU juga dibalut sarung dengan corak warna hijau.

“Penggunaan sarung atau tapih dalam tradisi Banjar sangat identik dengan NU. Jadi, seluruh pengurus PWNU Kalsel yang dilantik, kami berharap untuk sarungan,” kata Fathul Ilmi.

Islam kaum sarungan, begitu sebutan yang lekat bagi warga Nahdliyin menjadi pembeda dengan ormas Islam lainnya, khususnya berhaluan modernitas. Sedangkan, NU sendiri sangat identik dengan Islam tradisional, terutama berbasis pondok pesantren.(jejakrekam).

 

Penulis Didi GS
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.