Berkisah Tentang Lombok, ACT Kalsel Gelar Dongeng Kemanusiaan

0

SUDAH dua bulan pasca gempa, Lombok masih lumpuh. Ratusan ribu pengungsi masih harus bertahan tinggal di pengungsian dengan segala keterbatasannya. Untuk bertahan hidup mereka bergantung pada bantuan pihak lain. Tak bisa dipungkiri bahwa saat ini Lombok masih memanggil kedermawanan saudara sebangsa, termasuk warga Banua, Kalimantan Selatan.

IKHTIAR terbaik untuk membantu Lombok masih diperjuangkan Aksi Cepat Tanggap (ACT) Kalimantan Selatan (Kalsel) dengan menggelar dongeng kemanusiaan bersama Kampung Dongeng (Kado) Intan Kalsel. Aksi perdana dilaksanakan Rabu (26/9) kemarin di SDIT Al Firdaus Banjarmasin. Sejak pukul 08.00 WITA ratusan anak duduk memadati halaman sekolah. Dari raut wajah mereka, tampak antusias menunggu kedatangan Bunda Enik yang sudah berjanji akan mendongeng pagi itu.

Tak lama berselang tepatnya pukul 08.30 WITA, Bunda Enik bersama Tim ACT Kalsel tiba, suasana jadi makin ceria. Terlebih ketika Bunda Enik mengajak Nunung Salma, boneka kesayangan yang setia menemani beliau ketika mendongeng. Dalam beberapa kesempatan anak-anak terlihat mendekati Nunung dan memegangnya. Bersama Nunung Salma, Bunda Enik juga mengajak anak-anak menari dan bernyanyi. Keceriaan pagi itu tampak dari suara tawa anak-anak yang lepas dan tak henti menikmati dongeng ala Bunda Enik.

Bunda Enik yang merupakan Ketua Kado Intan Kalsel menyerukan kepada anak-anak untuk terus berempati melalui sebuah cerita tentang indahnya berbagi. “Kita semua harus mau berbagi kepada sesama, apalagi saat ini ada teman-teman kita di Lombok yang rumahnya rusak, sekolahnya hancur, tidur dan sekolahnya di tenda-tenda. Mau kan bantu saudara kita di Lombok?” tanyanya di depan anak-anak.  Tanya Bunda Enik langsung disahut gemuruh anak-anak, “Mauuuuu,”.

Setelah mendengarkan dongeng, anak-anak pun melakukan penggalangan donasi untuk Lombok melalui kotak-kotak donasi yang telah disediakan. Bunda Enik mengaku senang bisa menjadi bagian dari program ACT Kalsel. “Terima kasih ACT Kalsel sudah bersinergi dengan Kampung Dongeng Intan Kalsel. Semoga melalui program ini bisa mencetak generasi dengan pribadi yang baik,” tuturnya.

Hal senada juga disampaikan Rusmalina selaku Koordinator Karakter Sekolah SDIT Al Firdaus. “Alhamdulillah senang sekali didatangi Tim Dongeng Kemanusiaan ACT, selain menggalang kepedulian sekaligus membangun karakter anak. Keren sekali,” ucapnya.

Rusmalina menuturkan bahwa kegiatan berbagi menjadi salah satu pilar pendidikan karakter yaitu dermawan, suka menolong dan kerjasama. “Pilar ini adalah ciri khas sekolah. Sepertinya kami juga harus punya boneka seperti Bunda Enik,” ucapnya sembari tertawa. Rupanya gaya mendongeng Bunda Enik telah menginspirasi pihak guru untuk berkreatifitas menanamkan karakter untuk anak-anak.

Melihat hal tersebut, Kepala Cabang ACT Kalsel Arie Setiawan menyampaikan apresiasi atas kepedulian yang terjalin. “Terima kasih atas dedikasi Kampung Dongeng dan juga SDIT Al Firdaus yang ikut serta dalam membangun kembali Lombok. Dengan peran kita di sini saat ini berarti kita telah membangun harapan bagi saudara kita di Lombok,” imbuhnya.

Arie Setiawan menjelaskan bahwa, program Dongeng Kemanusiaan merupakan ikhtiar untuk membangun sekolah di Lombok, isu yang diangkat adalah “Sekolah Bantu Sekolah”. “Kami mengajak sekolah-sekolah di Kalsel untuk bergotong-royong membangun kembali sekolah di Lombok, agar anak-anak di sana bisa kembali bersekolah secepatnya,” pungkas Arie.

Data lapangan yang diperoleh ACT, saat ini lebih dari 1100 sekolah rusak. Ratusan ribu anak-anak belajar di bawah tenda-tenda pengungsian. Memasuki akhir bulan September ini musim penghujan mulai datang, ACT berharap bisa segera membangun 100 sekolah agar proses belajar mengajar dapat berjalan secara optimal, serta hak anak-anak Lombok untuk mendapatkan pendidikan yang layak terpenuhi.(jejakrekam)  

Penulis Rilis
Editor Fahriza

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.