Dipayungi Perwali, Tiga Sekolah Jadi Percontohan Pencegahan Narkoba

0

GENDERANG perang memberangus penyalahgunaan narkoba terus dilakukan. Tidak hanya dari aparat penegak hukum, namun juga melibatkan pihak sekolah.

TERKAIT hal itu, Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin meluncurkan program Cegat Atase, yakni singkatan dari kata cegah tangkal narkoba dengan agen teman sebaya.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin Totok Agus Daryanto mengatakan dalam program ini ada tiga sekolah yang menjadi percontohan, yakni SMP Negeri 11, SMP Negeri 4 dan SMP Negeri 8 Banjarmasin. Nantinya, sebut dia, sekolah ini juga akan dipayungi hukum melalui Peraturan Walikota.

“Peluncurannya memang hari ini, tetapi kegiatannya sudah dilaksanakan. Kemudian, untuk Perwalinya sedang dalam draft sebagai dasar, bahwa semua sekolah kedepannya harus mempunyai program itu,” jelas Totok Agus Daryanto.

Totok menargetkan, bahwa Perwali ini bisa terbit dalam satu bulan kedepan. Sebab, dalam draftnya sudah memasuki proses ke bagian hukum. “Jadi tinggal tandatangan Walikota saja,” katanya saat dihubungi jejakrekam.com melalui gawainya. Menurut Totok, melalui program Cegat Atase, agen teman sebaya bisa menjadi ruh dalam menghindari bahayanya narkoba.

Bagi Totok, melalui program ini siswa dilibatkan dalam mengampanyekan pencegahan narkoba. Misalnya dengan membuat poster di majalah dinding maupun melakukan orasi tentang anti narkoba yang diakuinya sangat berbeda dengan program sebelumnya yang hanya mendengarkan sosialisasi bebas narkoba. “Bukan hanya itu, janji siswa pada upacara di sekolah juga akan dibacakan tentang anti narkoba,”

Mantan Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata HSS ini menyatakan, dari data yang dipegangnya dari tahun 2015 hingga 2017 ini sangat memprihatinkan. Mengingat masih banyak kasus-kasus narkoba yang ditangani guru bimbingan penyuluhan (BP) di sekolah. Misalnya, ditahun 2017, lebih dari 45 kasus masih ditangani sekolah.  “Itu yang ditangani guru BP, belum lagi yang ditangani BNN,” katanya.

Totok mengaku sudah memeriksa kasus di BNN juga masih belum banyak tertangani, meski ia tak mau menyampaikan secar detail untuk data yang didapatkannya dari BNN. “Karena itu bukan hak saya menyampaikan data tersebut,” ujarnya.

Perlu diketahui dari data yang dihimpun, untuk penanganan kasus narkoba dari guru BP ditahun 2015 sebanyak 90 kasus. Kemudian, ditahun 2016 terdapat 126 kasus. Terakhir, ditahun 2017 tercatat 45 kasus.(jejakrekam)

Penulis Arpawi
Editor Fahriza

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.