Minta Subsidi, Harga Bajaj Hijau Dinilai Sopir Masih Terlalu Mahal

0

TEROBOSAN Pemkot Banjarmasin untuk secara bertahap mengganti bajaj merah yang tak ramah lingkungan, masih ada kendala. Para pengemudi moda transportasi yang awalnya dari India ini mengeluhkan masih mahalnya harga bajaj hijau bebas timbal itu.

SEBELUMNYA, ada sekitar 12 unit bajaj hijau yang mengaspal di jalanan Banjarmasin, diluncurkan akhir 2017 lalu. Untuk harga per unit bajaj hijau baru ini dibandrol Rp 45 juta. Para penarik bajaj memang harus membayar iuran sebesar Rp 1,5 juta untuk mendapat unit baru yang disediakan Dinas Perhubungan Kota Banjarmasin.

Beroperasi bajaj hijau yang kebanyakan berada di beberapa pusat keramaian publik, khususnya pasar-pasar tradisional sudah lama terlihat. Samsul, salah satu penarik bajaj hijau mengakui dari data sementara, bajaj merah yang masih beroperasi di Banjarmasin sekitar 25 unit. Mereka tersebar di beberapa titik keramaian, seperti di kawasan Jalan Achmad Yani, selebihnya ‘ngetem’ di kawasan pasar.

“Jadi, tidak semua bajaj merah itu diganti dengan bajaj hijau. Sampai sekarang, kemungkinan masih ada sekitar 60 unit yang beroperasi di Banjarmasin,” kata Samsul, kepada jejakrekam.com, Selasa (25/9/2018).

Ia mengakui tempat mangkal bajaj hijau dan merah, terbanyak berada di kawasan Jalan Pangeran Samudera, terutama di Pasar Sudimampir dan Pasar Baru.

Dengan mengandalkan mesin dua tak terutama Vespa dan Bajaj, Samsul mengatakan sebagian besar bajaj yang beroperasi tak terawat. Ia mengatakan ada jenis mesin pendorong bajaj hijau, yakni jenis RE berjumlah 30 unit dan bajaj FS 6 unit.

“Sedangkan, untuk 25 unit bajaj merah yang beroperasi di Banjarmasin, kebanyakan sudah jadi besi tua. Itupun, kalau mesinnya jalan, harus butuh perawatan ekstra,” kata Samsul, yang sudah 20 tahun menggeluti pekerjaan sebagai penarik bajaj.

Senada Samsul, Yusran yang akrab dipanggil Iyus mengungkapkan dengan mengemudi bajaj hijau memang lebih hemat bahan bakar minyak (BBM), dibandingkan bajaj mereha. “Selain bentuknya lebih bagus, bunyi mesinnya sedikit senyap, dibanding bajaj merah yang boros BBM dan bising. Jadi, kenyamanan penumpang bisa diandalkan,” kata Iyus.

Warga Jalan Kelayan ini mengakui harga bajaj hijau dengan mesin empat tak ini cukup mahal.  Iyus menyebut satu unitnya awalnya berharga Rp 45 juta, justru naik menjadi Rp 54 juta. “Sekarang, kabarnya malah bisa tembus Rp 60 juta. Kalau beli kontan, harganya bisa lebih miring,” ucapnya.

Dia berharap agar Pemkot Banjarmasin bisa memberi subsidi untuk pembelian bajaj hijau untuk mengganti bajaj merah.  Persyaratannya diakui Iyus cukup mudah, dengan membuktikan sebagai seorang sopir bajaj.

“Bayar uang Rp 13 juta, kemudian bayar kredit tiap bulan Rp 2 juta. Namun, karena harganya cukup mahal, banyak sopir bajaj yang tak mampu membelinya. Ya, kami berharap Pemkot Banjarmasin bisa memberikan subsidi, agar bajaj yang ada bisa diganti dengan bajaj hijau,” pungkasnya.(jejakrekam)

 

 

Penulis Sirajuddin
Editor Fahriza

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.