Bawa Misi Kebangsaan, Pasukan Kirab Satu Negeri Tiba di Tanjung

0

USAI melakukan perjalanan panjang, melintasi Provinsi Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur, pasukan kirab satu negeri tiba di Tanjung, Kabupaten Tabalong, Provinsi Kalimantan Selatan, Sabtu (22/9/2018) sore.

SEBELUMNYA, rombongan yang dipimpin Komandan Densus 99 Banser-Gerakan Pemuda Ansor, Habib M Norzaman, Pimpinan Pusat Rijalul Ansor, Towus Ainul Yaqin, didampingi Jonatan (Tim Media GP Ansor), serta Komandan Satuan Banser Tanggap Bencana (Bagana) Nasional, Habuburrahman di Gunung Halat, Kecamatan Jaro, diterima Ketua PW Gerakan Pemuda Ansor Kalsel Teddy Suryana.

Selanjutnya, pasukan bergerak sampai ke Mabu’un. Mereka terlebih dulu berziarah ke Makam Pahlawan Tanjung Kencana untuk memberi penghormatan dan doa bersama.

“Agenda ziarah ini untuk membangkitkan semangat perjuangan dan pengorbanan para pahlawan yang telah berkorban untuk negeri Indonesia tercinta. Jasa mereka harus kita kenang dan lanjutkan,” ucap Ketua PW GP Ansor Kalsel, Teddy Suryana kepada jejakrekam.com, Sabtu (22/9/2018).

Usai berziarah, pasukan kirab satu negeri langsung diterima Kapolres Tabalong, AKBP Hardiono di Tanjung. Beristirahat sebentar, pasukan kirab satu negeri ini akan menggelar ramah tamah dengan ulama dan organisasi kepemudaan (OKP) di Gedung Al Ma’rif NU, Tanjung.

Sementara itu, Komandan Densus 99 Banser-GP Ansor, Habib M Norzaman mengungkapkan ada empat alasan mengapa kirab satu negeri ini dihelat di seluruh Indonesia.

“Saat ini, ada ancaman dari sekelompok kecil orang yang ingin mengubah atau merusak konsensus kebangsaan kita. Kemudian, adanya ancaman dari pihak-pihak yang menggunakan agama sebagai alat politik dan menjadikan agama sebagai sumber konflik,” paparnya.

Norzaman mengaku miris justru mayoritas malah memilih diam dan tak bereaksi atas kondisi tersebut. “Dalam skala global, kita juga prihatin atas kondisi negara-negara lain, khususnya dunia Islam.  Saat ini, negara-negara ini tengah dilanda konflik dan peperangan yang tak kunjung usai,” ucapnya.

Membaca kondisi itu, Norzaman menegaskan bangsa Indonesia harus menjadikan Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI dan UUD 1945 tetap kokoh menjadi pengikat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Kita ingin agama menjadi rahmah, sumber kasih sayang dan perdamaian, sebagaimana telah dipraktikkan berabad-abad oleh nenek moyang kita,” ungkapnya.

Menurut dia, semua orang, termasuk mayoritas masyarakat yang toleran dan cinta persatuan, berani bersuara, tidak lagi memilih diam.  “Kita ingin Indonesia yang majemuk namun hidup rukun dan damai ini menjadi inspirasi dan teladan bagi dunia,” kata Norzaman.(jejakrekam)

 

Penulis Herry Yusminda
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.