Sempat Saling Dorong, Aksi Demo Mahasiswa Diadang Pagar Betis Polisi

0

MAHASISWA lintas kampus dan organisasi yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Kalimantan Selatan kembali menggelar aksi unjuk rasa. Mereka tetap mengusung tuntutan soal perbaikan ekonomi nasional saat menyampaikan aspirasi di depan Gedung DPRD Kalsel, Jalan Lambung Mangkurat, Kamis (20/9/2018).

AKSI mahasiswa yang berasal dari LSISK, Dewan Mahasiswa (Dema) Fakultas Syariah dan Dema Fakultas Ekonomi Bisnis Islam UIN Antasari, BEM Universitas Lambung Mangkurat (ULM), BEM Uniska, BEM Universitas Ahmad Yani, BEM Universitas STIH Sultan Adam, Universitas Muhammadiyah Banjarmasin, STIMIK dan lainnya, sempat berlangsung ricuh. Ini karena penjagaan ketat diterapkan aparat kepolisian gabungan dari Polda Kalsel, Polresta Banjarmasin dan Polsek Banjarmasin Tengah, termasuk  Satuan Brimob.

Pagar betis ini, membuat para mahasiswa terpicu emosinya. Saling dorong antara mahasiswa dan kepolisian terjadi. Perdebatan sengit pun terjadi. Aparat kepolisian melarang mahasiswa untuk memasuki Rumah Banjar, tempat para wakil rakyat Kalsel berkantor.

“Kami ingin masuk ke rumah rakyat, kenapa bapak-bapak polisi melarang kami? Kami ingin berdialog dengan dewan yang kami pilih untuk menyampaikan aspirasi,” ucap salah satu korlap Taho Retop, dengan pelantang suara.

Namun, Kabag Ops Polresta Banjarmasin Kompol Awilzan tetak bersikukuh tak mengizinkan. Ini dikarenakan pengalaman aksi sebelumnya yang berbuah tindakan pengrusakan properti di ruang paripurna DPRD Kalsel. Perdebatan sengit ini makin panas. Hingga terjadi aksi saling dorong.

Di tengah suasana yang kian tak terkendali, baru muncul Ketua Komisi II DPRD Kalsel Suwardi Sarlan dan Ketua Komisi III DPRD Supian HK, didampingi perwakilan dari Bank Indonesia (BI) dan Setdaprov Kalsel.

Mereka keluar pagar gedung dewan untuk menemui para pendemo.  Namun, kedatangan para wakil rakyat ditolak mahasiswa. Mereka menginginkan dialog di dalam ruangan, bukan di jalan raya.

“Kami tak mau mengganggu pengguna jalan. Sebab, arus lalu lintas harus dialihkan ke Jalan Hasanuddin HM,” ucap mahasiswa.

Permintaan ini diakomodir dewan. Ada 10 perwakilan mahasiswa yang diminta masuk ke ruangan. Namun, mereka menolak. Tuntutan sama, berdialog dengan semua massa. “Izinkan kami masuk. Kami tidak akan anarkis. Kami siap ditahan semua hidup, kalau berbuat anarkis,” seru Andreas, salah satu korlap.

Hingga pukul 12.30 Wita, pengunjuk rasa tetap bertahan di tengah pagar betis, sejajar antara Gedung BCA dan kediaman dinas Danrem 101/Antasari. “Kami siap berdialog dengan Anda,” sahut Ketua Komisi III DPRD Kalsel, Suwardi Sarlan.

Ia menerangkan sesuai standar operasional prosedur, jumlah pengunjuk rasa yang bisa ditampung hanya 40 orang. “Saat ini, tuntutan para mahasiswa tengah digodok dan akan disampaikan ke pemerintah pusat,” tegas Suwardi Sarlan.(jejakrekam)

 

Penulis Ipik Gandamana
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.