Ibnu Sina Belum Puas dengan WUB dan Penerapan Smart City

0

WALIKOTA Banjarmasin Ibnu Sina belum puas dengan Wira Usaha Baru (WUB) di Kota Seribu Sungai ini. Meski ada yang dihasilkan, ia tetap berkeinginan fokus membenahi WUB di tahun depan.

TERUS terang saya belum puas dengan hasil wira usaha baru. meski secara angka tercapai, hasilnya belum seperti yang diharapkan,” katanya didampingi Plh Asisten II Ekonomi dan Pembangunan Setdakot Banjarmasin Doyo Pudjadi pada jumpa pers, Rabu (19/9/2018).

Tak hanya itu, ia juga belum puas dengam perkembangan smart city, sehingga menjadi sorotannya untuk dibenahi. Apalagi tahun ini diakuinya sudah masuk dalam 100 gerakan kota cerdas atau smart city. Maka dari itu Diskominfo Banjarmasin turut melakukan pendampingan dalam membenahi kembali masterplannya. “Jadi, kita ingin seluruh SKPD harus berorientasi pada masterplan yang sudah direncanakan,” ucapnya.

Plh Asisten II Ekonomi dan Pembangunan Setdakot Banjarmasin Doyo Pudjadi mengatakan, akan melakukan pendampingan dari konsultan untuk mengarahkan WUB agar berhasil, meski tidak 100 persen. “Minimal persentasenya akan semakin membaik melalui Dinas Koperasi dan UMKM, dan Itu terus berlanjut,” ungkapnya.

Doyo menambahkan, di sisi lain Pemkot telah melakukan berbagai macam promosi dengan melibatkan pelaku UMKM dalam kegiatan pameran guna mempromosikan produk mereka agar laku dipasaran. “Ke depan kita upayakan semacam bapak angkat, seperti CSR, untuk membantu mempromosikan dalam upaya kerjasama,” katanya.

KEPALA Dinas Komunikasi, Informasi dan Statistik (Diskominfotik) Kota Banjarmasin  Hermansyah menyatakan, bahwa pengakuan belum puasnya Ibnu Sina ini disebabkan belum terintegrasinya semua aplikasi di masing-masing SKPD yang ada di lingkup Pemkot Banjarmasin.

“Itu kan butuh waktu dan dana. Jadi, beliau mengharapkan semuanya sudah berbasis aplikasi. Tetapi, saat ini dalam proses mengintegrasikan semua aplikasi,” ujarnya.

Ia menambahkan, masing-masing SKPD di lingkup Pemkot Banjarmasin bisa terhubung semua dengan aplikasi. Untuk menjawab keluhan Ibnu, Hermansyah telah menyusun masterplan bertahap di buku 2 dan berharap pada buku 3 terakhir ini akan menjadi kelihatan, kemana arah dan langkahnya untuk membenahi smart city yang semakin baik.

Hermansyah menjelaskan smart city merupakan teknologi ini bukan seperti pengadaan barang. Pasalnya, di dalam teknologi ini sangat terkait dengan sumber daya manusia (SDM) dan kemampuan keuangan.

“Jadi, tidak mudah untuk menyatukan aplikasi, pertama dari sisi bahasa program berbeda. Itu hal yang sulit mengumpulkan bahasa program yang berbeda dalam sebuah aplikasi,” katanya.

Ia menceritakan, ketika ingin mensinergikan aplikasi perencanaan dari Barelitbangda dan keuangan dari Bakeuda diakuinya memerlukan waktu dan kesiapan, hingga akhirnya sudah mulai berjalan.

Menurutnya, smart city bukan hanya Kominfo, tetapi SKPD lainnya juga turut terlibat. Sehingga diharapkan SKPD lainnya bisa memunculkan inisiatif terkait bagaimana memanfaatkan teknologi informasinya untuk mempermudah sistem pelayanan di SKPD-nya.(jejakrekam)

Penulis Arpawi
Editor Andi Oktaviani

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.