Cerita Getir dari Desa Sembalun Bumbung, Pelosok Lombok Timur

PULUHAN hari berada di Timur Pulau Lombok membuat kami, Tim Posko Aksi Cepat Tanggap (ACT) di Sembalun, tak heran dengan beragam dilema yang terdengar dari setiap daerah. Berbekal barang bantuan amanah masyarakat Indonesia, tim terus bergerak sambangi pemukiman warga, Bahkan sampai yang di pelosok sekali pun. 

DUSUN Timuran, misalnya, dusun pedalaman yang menjadi destinasi tim pada Sabtu (15/9) kemarin. Dusun itu berada di pedalaman Desa Sembalun Bumbung, Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur. Masuk agak ke dalam, yang terlihat hanya hamparan sawah dan kebun, jauh dari peradaban.

Pada hari itu, tujuan utama tim ACT adalah mengunjungi kediaman pasutri lansia yang menyebut dirinya dengan Amaq dan Inaq Sarini. Usia keduanya sama-sama sudah menginjak 80 tahun. Tak heran mereka dipanggil sebagai amaq dan inaq yang memang dalam bahasa Sasak berarti kakek dan nenek.

Amaq dan Inaq Sarini tinggal di ujung Dusun Timuran, bersisian dengan kebun yang cukup luas. Mereka tinggal di bangunan rumah sederhana, hanya terbuat dari anyaman bambu. Terhitung 10 tahun sudah mereka tinggal di sana. Tidak hanya berdua, mereka tinggal bersama seorang adiknya Inaq yang juga sudah menua.

Relawan Aksi Cepat Tanggap Yogi Wanggatara yang turut ikut menceritakan, kesediaan Inaq dan Amaq bertahan tinggal di Dusun Timuran demi mencari uang. Mereka di sana bekerja, menjaga ternak dan kebun milik salah seorang warga Desa Sembalun Bumbung, Lombok Utara.

Rumah Inaq Sarini dan suami hanya terbuat dari anyaman bambu. Sudah sepuluh tahun mereka dan satu adiknya tinggal di sana. Jauh dari pemukiman masyarakat, mereka bukan hanya tinggal, tetapi juga menjaga ternak dan kebun milik salah seorang warga Desa Sembalun Bumbung.

“Meskipun usia mereka bertiga sudah senja, mereka masih terus bekerja mengurus ternak dan kebun milik orang lain yang berada di sekitar tempat tinggalnya,” kata Yogi.

Yogi juga mengungkapkan, dirinya dan tim mendapat informasi tentang Amaq dan Inaq dari relawan lokal yang juga menjadi koordinator unit posko di Kecamatan Sembalun. Yogi mengakui tak mudah untuk menuju ke rumah Amaq dan Inaq. Tim harus melewati medan yang cukup sulit. Jalanannya berpasir dan berbatu sehingga hanya bisa dilewati kendaraan khusus, seperti motor trail.

“Jalan menuju rumah mereka itu bekas jalur aliran sungai, kalau musim hujan biasanya akan jadi aliran air lagi. Sebenarnya karena itu Dusun Timuran, utamanya rumah Amaq dan Inaq jadi terisolir,” paparnya.

Tiba di kediaman, tim sempatkan untuk berbincang dengan Amaq dan Inaq. Namun, kedua pasutri itu tidak bisa berbahasa Indonesia sehingga tak banyak yang tim bisa bicarakan. Tak hanya menyapa Amaq dan Inaq, tim juga membawa sedikit pemberian berupa paket logistik. Beras, minyak goreng,mie, susu, teh, dan minuman sereal pun diterima baik oleh Amaq dan Inaq.

“Kata Inaq dan Amaq, terima kasih banyak ACT. Terima kasih sudah mau ke sini jauh-jauh dan bawakan kami sembako,” kata Yogi mengulang ucapan Inaq Sarini.

ACT Siap Bantu Anak Penderita Epilepsi

Sebelum kembali ke posko, tim Posko ACT Sembalun menyempatkan diri mampir ke salah satu lokasi pengungsian yang berada di Lapangan Bola Desa Sembalun Bumbung. Warga yang tinggal di sana termasuk yang rumahnya rusak parah. Salah satunya keluarga Marsoan, rumahnya juga runtuh akibat guncangan gempa 7.0 SR.

Marsoan adalah satu dari tiga orang tua yang memiliki anak penderita epilepsi. Nama anaknya Jihan (12), gadis kecil itu telah menderita epilepsi sejak empat tahun silam, ketika dirinya berusia delapan tahun. Sejak gempa meruntuhkan rumah Marsoan, resep obat Jihan hilang karena tertimbun puing-puing bangunan.

“Kata sang Ayah, sudah satu bulan lebih Jihan tidak minum obat. Bahkan juga tidak dibawa ke rumah sakit, mereka terkendala akses dan biaya,” jelas Yogi.

Merespon berbagai cerita yang tim dapatkan di lapangan, ACT berikhtiar akan terus menyambangi lokasi-lokasi pengungsian, baik yang mudah dijangkau atau pelosok sekalipun. Insya Allah, ACT akan memberi Amaq dan Inaq logistik secara rutin, serta akan mendatangkan tim medis untuk Jihan.

Insya Allah, kami akan terus memberikan yang terbaik untuk mereka, untuk mewujudkan amanah tagar ACT yaitu Indonesia Bersama Lombok,” tutur Yogi.(jejakrekam).

Penulis Rilis
Editor Fahriza

Ruangan komen telah ditutup.