Disapu Angin Sepoi-Sepoi, View Selat Makassar di Pantai Tanjung Jumlai

0

POTENSI wisata alam, khususnya pantai khas Kalimantan terus digali untuk disulap menjadi andalan penggerak ekonomi Kabupaten Penajam Paser Utara. Kabupaten yang terbentuk pada 2002, usai berpisah dari induknya Kabupaten Paser di Provinsi Kalimantan Timur.

PANTAI Tanjung Jumlai, salah satunya. Setiap akhir pekan, garis pantai yang membentang sepanjang 15 kilometer ini berada di Kelurahan Tanjung Tengah, Kelurahan Saloloang, Kelurahan Kampung Baru dan Kelurahan Pejala di Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), cukup ramai dikunjungi para wisatawan terutama kawasan sekitar.

Panorama yang ditawarkan laiknya pantai-pantai khas Kalimantan. Pasir kuning yang condong kecoklatan, menjadi ciri khas Pantai Tanjung Jumlai. Berada di garda terdepan perkampungan suku Bugis, para wisatawan bisa menikmati view laut di Selat Makassar dan Laut Balikpapan.

Ada beberapa kursi dan gazebo, tersedia di Pantai Tanjung Jumlai. Para pengunjung bisa duduk bersantai bersama handai tolan. Memandang jauh ke depan, barisan rumpon ikan di Selat Makassar, yang berdekatan dengan Teluk Balikpapan. Di bawah sapuan angin sepoi-sepoi, dan deburan ombak, pengunjung akan cepat mengantuk. Untungnya, ada beberapa pedagang yang menawarkan es kelapa muda.

Beberapa pedagang pentol keliling pun memanfaatkan kedatangan para wisatawan yang datang ke akhir pekan. “Biasanya, pada hari Sabtu dan Minggu, pengunjung Pantai Tanjung Jumlai ini cukup banyak. Inilah peluang bisnis bagi kami,” kata Ahmad, salah seorang penjaja pentol keliling kepada jejakrekam.com, Minggu (16/9/2018).

Pria asal Balikpapan ini mengakui pengunjung Pantai Tanjung Jumlai, kebanyakan berasal dari Penajam, Grogot, Balikpapan, hingga beberapa warga Kalimantan Selatan. Menurut dia, kekhasan Pantai Tanjung Jumlai yang dipagar beton pemecah ombak adalah bentangan yang sangat panjang. “Kebanyakan orang menjadi pantai untuk swafoto. Terutama di kawasan dermaga yang menjorok ke Laut,” ucap Ahmad.

Hal yang sama dirasakan H Subli. Warga Grogot, Kabupaten Paser ini mengungkapkan sering ke Pantai Tanjung Jumlai untuk membawa keluarga besar untuk liburan di akhir pekan. Menurut H Subli, kondisi pantai yang masih perawan, memang menjadi daya tarik tersendiri. Hanya saja, Subli mengakui pengelolaannya belum maksimal. Ini terlihat, belum adanya tong sampah yang tersedia serta fasilitas penginapan yang layak bagi para pengunjung.

“Ya, karena Pantai Tanjung Jumlai ini berada di kawasan pemukiman warga. Jadi, belum dikelola dengan baik baik pemerintah daerah atau melibatkan swasta,” kata H Subli.

Meski begitu, Pantai Tanjung Jumlai tetap menjadi pilihan warga Penajam dan sekitarnya untuk menghelat acara bersantai di akhir pekan, menghilangkan kepenatan. Menurut H Subli, wisatawan domestik akan lebih banyak lagi, pada saat hari-hari libur besar keagamaan seperti Idul Fitri dan Natal.

“Untuk yang menyukai petulangan memancing, bisa menyewa perahu yang dipandu untuk memancing di tengah laut. Terutama, di dekat rumpon ikan yang ada di tengah laut itu,” kata H Subli, sembari menuju deretan rumpon ikan yang dijaga nelayan setempat.

Menurut dia, gugusan pasir gusung yang ada di kawasan Pantai Tanjung Jumlai, memang terlihat saat melintasi Teluk Balikpapan, ketika menaikki ferry Penajam-Balikpapan, juga mendapat daya tarik tersendiri. Terutama, ketika air laut tengah surut, gundukan pasir itu membentuk delta, atau pulau sementara. “Di sini, memang ada pula areal terumbung karang (coral reef) yang berada di empat gugusan pasir.  Biasanya, muncul saat air laut tengah surut,” kata Subli.

Ia mengakui kondisi Pantai Tanjung Jumlai, memang seperti pantai-pantai yang ada di Pulau Kalimantan. Ya, mirip Pantai Angsana di Kabupaten Tanah Bumbu, atau Pantai Batakan di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan. “Mungkin, ke depan ada rencana dari pemerintah setempat untuk mengelola Pantai Tanjung Jumlai ini lebih serius lagi. Saya yakin akan menjadi potensi wisata pantai andalan Kabupaten PPU,” ucapnya.

Uniknya lagi, di areal perkampungan warga, berdiri saluran pipa minyak milik Pertamina yang melintasi laut menuju kilang minyak di Kota Balikpapan. “Ya, minyak dari Tanjung (Murung Pudak), Kalsel juga melewati kawasan Pantai Tanjung Jumlai,” kata Subli lagi.(jejakrekam)

 

 

 

Penulis Didi GS
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.