Pembebasan Lahan Beres, Oktober Nanti Proyek Jembatan Sungai Alalak Dimulai

0

PEMBANGUNAN pondasi Sungai Sungai Alalak dengan model cable stayed dengan empat lajur yang diklam pertama di Indonesia, dipastikan akan dimulai pada awal Oktober 2018 ini.  Jembatan ini akan menggantikan jembatan rangka baja penghubung Handil Bakti, Kabupaten Barito Kuala dengan Kayutangi, Banjarmasin.

SEKRETARIS Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Banjarmasin, Joko Pitoyo, mengungkapkan saat ini masih dalam proses pembebasan lahan di wilayah Kelurahan Alalak Utara, Kecamatan Banjarmasin Utara.

“Untuk pembebasan lahan di kawasan Berangas dan Handil Bakti di Batola, kabarnya sudah selesai. Jadi, tinggal menunggu proses serupa di Banjarmasin,” kata Joko Pitoyo kepada jejakrekam.com, Selasa (11/9/2018).

Berapa besaran nilai ganti untuk pemilik lahan yang akan dibebaskan untuk pembangunan Jembatan Sungai Alalak dengan bentang 300 meter dan lebar 14 meter itu? Joko Pitoyo mengatakan masih dalam perhitungan tim appraisal. “Mereka yang lebih tahu berapa besaran nilai ganti yang harus dikeluarkan Pemkot Banjarmasin. Namun, kami taksir total anggaran pembebasan lahan berkisar Rp 20 miliar lebih,” papar Joko.

Ia mengatakan hasil penilaian dari tim independen akan keluar pada September 2018, selanjutnya akan disosialisasikan kepada para pemilik lahan.  “Kami sepenuhnya memberikan penilaian harga ganti rugi lahan kepada tim appraisal,” ucapnya.

Sayangnya, Joko mengaku belum mendapat informasi pemenang tender megaproyek milik Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah XI Banjarmasin senilai Rp 290 mliar.

“Memang, pembangunan Jembatan Sungai Alalak ini menggunakan sistem tahun jamak. Dimulai pada 2018 hingga 2020 yang didanai APBN. Memang, proyek pembangunan Jembatan Sungai Alalak ini dikawal Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah XI Banjarmasin,” ungkap Joko.

Sebelumnya, Kepala Dinas PUPR Banjarmasin, Gusti Ridwan Sofyani mengakui desain Jembatan Sungai Alalak dibuat melengkung atau dibuat setengah lingkaran, karena membelah lahan milik PT Agrabudi. Dengan bentang 300 meter dan lebar 14 meter, maka jembatan lama akan dibongkar.

Sebagai akses alternatif, digunakan Jembatan Sungai Alalak II yang terakses ke Terminal Handil Bakti-Jalan Kayutangi Ujung. Sedangkan, untuk menghindari power house milik RSUD Ansari Saleh, desain pun dibuat melingkar dan lebih tinggi dibandingkan Jembatan Sungai Alalak yang lama.

Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Banjarmasin Budi Wijaya mendukung penuh pembangunan Jembatan Sungai Alalak. “Sebab, jembatan ini nantinya akan mempermudah mobilitas masyarakat dari Banjarmasin dan Batola. Termasuk, akses bagi pengendara dari provinsi tetangga, Kalimantan Tengah,” kata legislator PKB ini.

Menurut Budi, DPRD Banjarmasin pun mendukung sisi anggaran untuk pembebasan lahan di kawasan Jembatan Sungai Alalak, dengan mencantumkan dalam alokasi di APBD 2018.(jejakrekam)

 

Penulis Ahmad Husaini
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.