Terancam Mati Suri, Hanya Awal Bulan Penumpang Speed Boat Ramai

0

TRANSPORTASI sungai lambat laun mulai dilupakan. Sejak tahun 1980 hingga 1990-an, akses transportasi darat terus digenjot, akhirnya berimbas terhadap keberadaan moda angkutan massal di sungai. Termasuk yang ada di Banjarmasin.

KINI, para penumpang moda transportasi sungai seperti speed boat, long boat dan lainnya makin hari semakin berkurang. Era kejayaan pun makin memudar, hingga terasa seperti mati suri.

Hal ini dirasakan para pelaku usaha transportasi sungai. Pemandangan sepi penumpang seperti terlihat di Pelabuhan Pasar Ujung Murung, dan Pasar Lima Banjarmasin sudah lama dirasakan.

“Sekarang, hanya bisa hitungan jari para penumpang speed boat atau kapal baik untuk wilayah yang ada di Kalimantan Selatan, maupun ke Kalimantan Tengah. Banyak yang memilih angkutan darat, apalagi dengan maraknya rental atau taksi online,” ucap Tori, petugas penjaga tiket kapal di Pelabuhan Ujung Murung Banjarmasin kepada jejakrekam.com, Rabu (5/9/2018).

Hal ini ditambah lagi ongkos yang harus dibayar para penumpang juga relatif lebih mahal. Perbandingannya, untuk pulang pergi ke Palangka Raya, ibukota Provinsi Kalimantan Tengah, sekali tarikan saat menumpang mobil rental hanya dibandrol Rp 100 ribu. Sementara, untuk ongkos ke beberapa daerah tujuan, rata-rata ongkos yang harus dibayar Rp 250 ribu.

“Pemberangkatan speed boat di Pasar Ujung Murung, hanya satu kali. Itupun penumpangnya terkadang tak penuh,” ucap Tori lagi.

Diakuinya, hanya ada beberapa daerah yang berakses baik jalur darat, maka pilihannya adalah jalur sungai. Seperti rute Banjarmasin-Buntok,  Banjarmasin-Mangkatip, Kabupaten Barito Selatan, Provinsi Kalteng.

“Untuk tujuan ke Buntok, memang ada dua speed boat yang melayani. Namun, ya itu tadi, banyak penumpang lebih memilih menggunakan bus di Terminal Km 6 Banjarmasin,” papar Tori.

Menurut dia, tiap hari speed boat yang beroperasi bisa mengangkut sedikitnya 15 orang dengan jarak tempuh empat jam lebih. “Penumpang penuh itu biasanya pada awal bulan. Untuk hari-hari biasanya, ya bisa dihitung jari penumpangnya,” tandasnya.(jejakrekam)

Penulis Sirajuddin
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.