BNN Provinsi Kalsel Paparkan Bahaya Narkoba Bagi Mahasiswa Baru STIE Indonesia

0

PEREDARAN narkoba makin mengkhawatirkan. Jutaan orang postitif menggunakan narkoba dan termasuk di dalamnya adalah pelajar dan mahasiswa.

PENYULUH Narkoba Ahli Pertama Bidang P2M Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Kalsel Pergiwati Pristiana Kusuma, di hadapan 240 mahasiswa baru STIE Indonesia Banjarmasin, mengatakan kampus atau sekolah harusnya merupakan tempat yang bersih dari penyalahgunaan maupun peredara narkoba. “Namun, masih saja ditemukan barang haram itu,” ujarnya.

Hal ini, katanya, menjadi sesuatu yang ironis. Wadah yang seharusnya menjadi tempat untuk menuntut ilmu, berubah fungsi menjadi sebuah pasar gelap peredaran narkoba.

“Jenis narkotika yang paling banyak digunakan di kalangan mahasiswa adalah ganja, karena pemakaiannya sama seperti rokok dan harganya relatif lebih murah, sehingga sesuai dengan kantong mahasiswa. Mereka dengan mudah mendapatkan ganja dari teman sesama mahasiswa,” tuturnya.

Diungkapkannya, maraknya peredaran narkoba di lingkungan kampus karena bandar atau kurir berbaur dengan mahasiswa, sehingga sulit untuk terdeteksi.

Ia menyarankan pengelola kampus untuk megambil langkah antisipatif, lantaran banyak temuan mengenai peredaran narkoba. Caranya dengan membuat komunitas anti narkoba, dimana cara ini dapat mempersempit pergerakan para pengedar.

Peredaran narkoba di lingkungan pendidikan atau kampus, lanjutnya layaknya sebuah gunung es. Banyak kasus di luar sana yang serupa atau bahkan lebih memprihatinkan, hanya saja tidak terespos oleh dunia luar.

“Sudah menjadi rahasia umum di kalangan mahasiswa jika ada beberapa teman mereka yang menjadi pengguna. Namun, kurangnya kepedulian terhadap teman atau apatis, serta takut untuk melaporkan membuat mereka tidak mau bersuara,” tuturnya.

Ditegaskannya, memberikan informasi tentang bahaya narkoba merupakan salah satu hal yang dapat dilakukan, serta seluruh pihak ikut mengawasi apabila ada transaksi yang mencurigakan atau perubahan perilaku seseorang.

Menurutnya, penyuluhan yang melibatkan narasumber dari Korem 101/Antasari, BNPT, dan BNN Provinsi Kalsel, serta melibatkan perguruan tinggi dan sekolah, dalam upaya pencegahan dan pemberantasan narkoba sangat penting karena kejahatan narkoba tidak hanya mengarah ke mahasiswa, namun juga ke kelangan pendidik, seperti dosen atau guru.(jejakrekam)

Penulis Asyikin
Editor Andi Oktaviani

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.