Foto : Internet
PELAJAR kelas XII dari 32 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kalsel, mengikuti tes berbahasa Inggris level international dari program Test of English for International Communication (TOEIC).
JUMLAH SMK yang mengikuti ujian TOEIC meningkat, jika dibandingkan sebelumnya, yang hanya 15 sekolah. SMKN 1 Banjarmasin merupakan salah satu sekolah yang banyak mengikutsertakan peserta didiknya, yakni sekitar 400 siswa.
“Sertifikat tes diperlukan ketika alumni SMK mau masuk dunia kerja. Sebelum tes ada bimbingan dulu dari mentor bahasa Inggris,” kata Kepala SMKN 1 Banjarmasin, Arsyad.
Diungkapkannya, pada umumnya tes diambil oleh mereka yang ingin menentukan kemampuan level bahasa Inggris, dan biasanya digunakan ketika akan tinggal, bekerja, atau kuliah di luar negeri.
Tes tersebut berfungsi untuk menunjukkan bahwa seseorang bisa berbahasa Inggris. TOEIC digunakan untuk mengukur kemampuan dalam beberapa aspek, yaitu listening, reading, writing, dan speaking, serta pengetahuan dasar tentang bahasa Inggris yang digunakan dalam dunia kerja.
“Pada dasarnya, TOEIC cenderung lebih mudah dibandingkan tes lainnya. Tidak seperti Academic English yang diujikan pada TOEFL dan IELTS, TOEIC lebih banyak mengujikan general dan business English. Soal bahasa Inggris dalam TOEIC, banyak yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari,” tuturnya.
Kabid Bina SMK Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalsel Syamsuri menjelaskan, TOEIC berbeda dengan TOEFL dan IELTS, yang lebih banyak digunakan untuk keperluan akademik. TOEIC umumnya digunakan di lingkungan bisnis dan pekerjaan.
“Misalkan akan bekerja di sebuah perusahaan di Qatar, mereka menjadikan skor TOEIC sebagai salah satu pertimbangan lulus tidaknya proses seleksi rekrutmen. TOEIC juga menjadi persyaratan masuk beberapa perguruan tinggi di Asia, tapi sangat jarang yang menggunakannya untuk aplikasi perguruan tinggi,” katanya.(jejakrekam)